Lihat ke Halaman Asli

Pola Interaksi Anak Usia Dini dengan Teman Sebaya

Diperbarui: 9 Maret 2020   23:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan Anak Usia Dini merupakan bagian dari suatu upaya pembinaan anak sejak lahir sampai usia enam tahun dalam pertumbuhan dan perkembangannya. 

Ketika usia anak mencapai enam tahun lebih anak akan memasuki pendidikan kejenjang selanjutnya sehingga anak dapat mempersiapkan diri dalam bersosialisasi dengan teman sebaya. 

Bersosialisasi tidak hanya dilakukan disekolah akan tetapi juga dapat dilakukan dilingkungan sekitar rumah, melalui sosialisasi anak dapat melatih pengembangan sosial yang baik dan anak akan memahami perilaku temannya tersebut dengan rasa empati dan saling membutuhkan satu sama lain.

Manusia merupakan makhluk sosial secara individu maupun kelompok saling berinteraksi, manusia berinteraksi dengan teman sebayanya dapat dimulai dari cara bermain. Sebelum memasuki pembahasan pola interaksi anak dengan teman sebaya kita perlu memahami apa itu teman sebaya?

Teman sebaya Anak Usia Dini pada umumnya dapat diartikan bahwa anak-anak  yang  usia atau tingkat kedewasaan sama. Dalam proses berinteraksi sosial dengan teman sebaya sebaiknya berperilaku yang baik, karena perkembangan sosial anak berkaitan dengan perilaku teman sebaya seperti ikut serta dalam suatu permainan. 

Kehadiran permainan tersebut anak dapat mengkoordinasi pola interaksinya, apabila interaksi sosial anak baik maka akan memberikan pengaruh yang positif terhadap teman sebaya, begitu pula sebaliknya.

Pendidikan teman sebaya ini harus ditanamkan sejak dini karena dengan teman sebaya dapat menentukan keberhasilan anak. Ketika berinteraksi sosial dengan teman sebaya anak memiliki pola interaksi tertentu untuk melatih pemahamannya seperti interaksi individu dengan individu dan individu dengan kelompok. 

Individu dengan individu ini anak dapat berinteraksi secara individu terlebih dahulu contohnya: anak mampu membereskan mainanya setelah bermain. 

Selain itu Individu dengan kelompok ialah anak dapat berinteraksi secara berkelompok, dengan adanya pola interaksi kelompok anak dapat memahami dan menghargai perbedaan teman-temannya contohnya: ketika berargumen maupun bermain.

Pola interaksi antara individu dangan individu serta individu dengan kelompok tersebut sebagai pemahaman dan perlu dipahami lagi oleh pendidik bahwa dalam berinteraksi dengan oranglain anak memiliki 5 karakter tersendiri yakni anak populer, anak biasa, anak terabaikan, anak yang ditolak, dan anak kontoversial (pro-kontra).

Yang pertama, anak memiliki karakter populer dalam pembahasan ini anak yang terkenal baik keramahannya sehingga disukai banyak teman

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline