Lihat ke Halaman Asli

Sigit Eka Pribadi

TERVERIFIKASI

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

Dulu Bawahan Kita Sekarang Jadi Atasan Kita, Harus Bagaimana?

Diperbarui: 10 Januari 2023   14:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Gambar relasi Atasan dan Bawahan di kantor | Sumber via Freepik.com

Bagaimana reaksi ataupun respon Anda ketika pada akhirnya Anda dihadapkan realita saat bawahan Anda naik jabatan jadi atasan Anda?

Apakah rasa ketidakberterimaan yang menghinggapi perasaan Anda? Adakah rasa iri dengki dan menuduh yang bukan-bukan kenapa bawahan Anda sampai bisa melangkahi Anda yang senior?

Bahkan secara jabatanpun sebenarnya Anda di atas sehingga Anda merasa bahwa yang seharusnya lebih pantas naik jabatan adalah Anda dibandingkan bawahan Anda tersebut?

Ya, soal promosi jabatan hingga siapa berhak dan pantas naik jabatan memang menjadi liku-liku dinamika pekerjaan yang dapat berdampak pada seseorang. Baik berdampak baik maupun berdampak kurang baik.

Apalalagi ketika si junior (bawahan) justru naik kelas melangkahi seniornya, pasalnya, tidaklah gampang melegowokan rasa keberterimaan diri atas situasional tersebut.

Ada yang dengan legowo menerima dengan lapang dada dan mengakuinya bahwa faktor layak dan pantas memang sahih oleh sebab kenapa bawahan bisa naik jabatan, namun ada pula yang tidak rela dan ikhlas ketika juniornya yang notabene bawahannya melangkahinya.

Memang masih normal saja sih kalau awalnya ada rasa tidak terima soal kondisi di atas, namun tentunya tidaklah juga harus berkelanjutan, kalau sampai begini namanya malah jelas terlihat bagaimana sejatinya mutu dan kualitas Anda.

Yang jelas, pihak manajemen kantor yang profesional soal karier karyawannya, pasti mengedepankan mutu dan kualitas SDM ataupun talent yang akan dipromosikan jabatan. 

Sisi layak dan pantasnya seorang karyawan dinaikan level jabatan pasti sudah berdasar parameter variabel penilaian yang mengedepankan mutu dan kualitas.

Nah, daripada kebawa baper dan berujung dengki melulu, lebih baik legowo saja dan memacu diri untuk lebih meningkatkan mutu dan kualitas diri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline