Lihat ke Halaman Asli

Shinta Harini

From outside looking in

Cerita "Anugerah, Bukan Kutukan" Pindah Platform

Diperbarui: 22 Mei 2022   17:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anugerah, Bukan Kutukan (Sumber: Pixabay)

Beberapa saat yang lalu penulis rutin memuat cerita berjudul Anugerah, Bukan Kutukan dalam bentuk bagian per bagian setiap minggu, yang dapat ditemukan di tag ini. Hal yang kemudian berhenti dilakukan beberapa bulan lalu.

Hal ini karena penulis menemukan satu publisher yang bersedia menerbitkan cerita itu dalam bentuk e-book. Kalau ada yang belum pernah mendengar tentang cerita itu, ini adalah ringkasannya secara (sangat) singkat:

Hidup serba kekurangan sebagai pegawai kecil di Bank Nusantara, Molly seperti mendapat durian runtuh ketika ia diberitahu bahwa ia mendapat warisan sebuah rumah mewah beserta isinya. Walau 'isi' yang dimaksud tentunya bukan seorang laki-laki yang bertubuh dan berwajah sempurna yang berdiri di hadapannya ketika pintu rumah itu dibuka oleh seseorang dari dalam.

Ceritanya sendiri secara keseluruhan lumayan tidak singkat. Panjangnya 27.000 kata atau sekitar 90 halaman untuk format 1,5 spasi.

Yang membuat penulis tertarik untuk menerbitkan cerita ini dengan VL Publisher karena penerbit ini tidak menarik bayaran sama sekali. Satu praktek yang penulis baru menyadari akhir-akhir ini banyak dilakukan oleh penerbit indie di negeri ini untuk menerbitkan satu buku.

Hal itu sama saja dengan self-publishing. Penerbit seperti ini kalau di luar sana disebut vanity publisher.

Pengalaman ini yang belum pernah dialami penulis. Selama ini penulis selalu berhubungan dengan small publishers yang non-agent dan jauh kalau dibandingkan dengan penerbit besar yang mengeluarkan buku-buku seperti karangan John Grisham, misalnya. Namun para penerbit kecil itu tidak ada yang meminta bayaran.

Persamaannya lagi dengan para penerbit di atas, VL Publisher juga memberikan royalty sekian persen kepada penulis.

Tetapi, ada tetapinya juga, dengan penerbit luar penulis tidak usah repot memikirkan sampul buku dan editing karena semua itu sudah menjadi bagian si penerbit yang juga akan mem-format cerita kita menjadi e-book.

Semua fasilitas itu yang tidak disediakan oleh VL. Penulis mengusahakan sendiri book cover yang dalam hal ini didesain oleh cover artis yang pernah bekerja di Tabloid Bola, Titus alias gajahimo. Untuk editing juga harus sudah beres dari pihak penulis, yang dilakukan oleh kompasianer Dian S Hendroyono.

Perbedaan yang sangat mendasar pun ada, yaitu ketiadaannya kontrak dengan penerbit di sini. Penulis yang sudah terbiasa mendapatkan kontrak bahkan untuk cerita sependek 2000 kata merasa heran ketika bertanya tentang hal itu dan jawabannya adalah tidak ada kontrak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline