Lihat ke Halaman Asli

Shinta Harini

From outside looking in

Makanan Favorit Masa Kecil: Cake Pualam Coklat

Diperbarui: 31 Juli 2021   19:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi cake coklat (Sumber: Pixabay)

Kemarin pagi ketika sedang antri menunggu giliran untuk suntik kedua vaksin covid dan scroll down linimasa saya, saya melihat pertanyaan ini:

If extra terrestrials landed on earth, and you had to give them one meal to convince them not to attack us, what would it be?

Atau dalam bahasa Indonesia: Jika makhluk luar angkasa mendarat di bumi dan kamu harus menghidangkan satu masakan atau satu jenis makanan yang dapat meyakinkan mereka untuk tidak menyerang kita, makanan apa itu?

Terus terang, banyak jenis makanan yang terpikirkan pada saat itu, mulai dari makanan favorit sehari-hari seperti mie ayam, sayap ayam masak bumbu barbecue, bubur ayam, sampai makanan-makanan restoran seperti steak, lasagna, spaghetti, pancakes, dan lain-lain. Tapi saya belum merasa pas. Sepertinya alien tetap akan menyerang kalau diberi makanan-makanan yang di atas.

Tiba-tiba saya teringat satu kue yang biasa dibuat mama ketika saya masih kecil. Memang mama senang membuat kue dulu waktu beliau masih bisa. Apalagi ketika itu, sekitar 30 tahun yang lalu, kami tinggal di Jayapura, Papua, yang belum punya pilihan banyak toko-toko kue. Jadilah mama banyak berkreasi membuat cake, roti, puding, dan macam-macam lagi.

Nama kue itu cake pualam coklat. Jadi bukan marmer cake lagi, tapi pualam. Mama biasa membuat cake ini di segala kesempatan, tapi yang istimewa adalah kalau kue ini hadir di malam tahun baru. Ada tiga lapis yang membentuk kue ini. 

Lapisan pertama berupa cake coklat yang empuk, asli coklat semua yang dibuat dengan campuran serutan-serutan cooking coklat atau coklat masak. 

Lapisan kedua adalah cake yang merupakan campuran cream cheese dan gula palem. Rasanya seperti surga dunia, rasa milky-nya keju digabung dengan legitnya gula merah -- bisa dibayangkan? 

Lapisan terakhir alias lapisan teratas alias lapisan ter-favorit saya, topping coklat yang tidak pernah saya temukan yang seperti itu baik sebelum maupun sesudah saya mengenal pualam coklat. Lapisan coklatnya seperti ada pasirnya, krenges-krenges. Nomnom sekali.

Sayang sekali sudah puluhan tahun saya tidak makan kue yang enaknya selangit ini. Mama sudah tidak mampu membuatnya dan kami juga tidak bisa karena tidak ada perlengkapan membuat kue yang masih layak. Memang beberapa waktu lalu seorang teman yang membuat dan menjual kue mencoba resepnya dan kami ikut merasakan. Rasanya enak memang tapi entah kenapa hasilnya kok beda dengan buatan mama dulu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline