Lihat ke Halaman Asli

Fadli A

pencatat arloji

Sudah Waktunya Gerak Cepat, Eksekusi Program Andalan Presiden Prabowo (Makan Berigizi Gratis)

Diperbarui: 7 April 2025   21:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar : https://regional.kompas.com/image/2025/02/28/100801278/mbg-di-kebumen-tetap-jalan-siswa-yang-puasa-dapat-snack-kering?page=1

100 hari pertama sudah dilalui, sejumlah lembaga survey dan media menilai kinerja 100 hari pertama kabinet merah putih yang dibentuk Presiden Prabowo Subianto dengan nilai rata rata cukup baik, diatas 50%. Kompas melalui Litbangnya menilai sebesar 80,9 % rakyat merasa puas terhadap pemerintahan Prabowo Subianto.

Sejumlah gebrakan pertama kali menjabat mulai adanya retreat bagi Menteri dan Kepala lembaga terpilih yang diluar kebiasaan pemerintahan sebelumnya, mencoba menyelamatkan Sritex dari kegaduhan pailit, sampai dibulan desember melakukan efisiensi 50% anggaran sisa anggaran perjalanan dinas pada Kementerian/Lembaga.

Sebelum Prabowo dilantik, postur APBN tahun 2025 sebesar Rp. 3.621,3 triliun sudah disahkan DPR bulan September 2024. Tentu isi dari APBN masih ada program yang merupakan kelanjutan dari kebijakan presiden sebelumnya. Sebaran anggaran untuk Kementerian/Lembaga sebesar Rp. 1.601,1 Triliun yang semula sebanyak 34 Kementerian/Lembaga diperlukan pemetaan ulang dimasing masing KL yang kini menjadi 48 K/L.

Selain itu program Makan Bergizi Gratis (MBG) jargon janji kampanyenya, memerlukan dana yang tidak sedikit. Besaran yang berubah-ubah untuk satu orang siswa yang semula dianggarkan 15 ribu, 12 ribu sampai ke angka 10 ribu masih tetap memerlukan tambahan anggaran untuk menjagkau 82,9 Juta jiwa anak, sampai saat ini baru mencapai 750 ribu penerima manfaat atau 0,8%, data dari Tempo.

Prabowo sepertinya paham betul, rapat kabinet pun diadakan berulang kali menggodok efisiensi anggaran di sejumlah K/L. Presiden beranggapan program dan kegiatan pemerintah yang sudah berjalan tahun yang lalu seperti menggugurkan kewajiban, asal berjalan dan asal terserap, sehingga diperlukan evaluasi menyeluruh sampai pada tingkat komponen belanja pada Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL). Prabowo ingin seluruh program kementerian lembaga harus mengarah kepada Swasembada pangan dan Swasembaga Energi (astacita).

Tak ada lagi makan tinta, minum kertas dan pamer boarding pass

Gebrakan berikutnya adalah terbitnya Inpres Nomor 1 tentang Efisiensi Belanja APBN dan APBD. Seperti mimpi disiang bolong, pemangkasan sebelumnya pada bulan Desember 2024 hanya fokus pada anggaran perjalanan dinas, kini menyasar keberbagai akun belanja mulai dari belanja honor, jasa, seremonial sampai belanja bahan yang didalamnya ada pengadaan alat tulis kantor, dan perlengkapan komputer dipangkas sampai 90%.

Langkah cukup menggebrak dan menggedor pengelola ABPN / APBD di Kementerian Lembaga. Dengan adanya efisiensi perubahan postur belanja negara, pemerintah diharapkan dapat memetakan program yang tepat sasaran dan benar -- benar menyentuh rakyat langsung.

Asta cita presiden Prabowo butir kedua selain peningkatan pertahanan dan keamanan melalui modernisasi Alutsista dan kesejahteraan prajurit, pemerintah berupaya mencapai kemandirian dalam bidang pangan, energi, dan air untuk memastikan ketahanan nasional yang komprehensif.

Untuk mencapai langkah tersebut sebenarnya Indonesia sendiri pernah mempunyai program Revolusi Hijau dengan optimalisasi teknologi disektor pertanian sehingga produksi beras meningkat. Sepatutnya dengan kondisi digitalisasi seperti sekarang, menggabungkan teknologi dan agrikultur, khususnya pertanian bisa dijalankan dengan optimal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline