Lihat ke Halaman Asli

Membongkar Kebohongan Soetarjo Roslan dan Nama yang Dikaburkan dalam Kasus Dirjen Hubla

Diperbarui: 24 Januari 2018   18:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah akun fiktif Bajaj Laut terkuak kedoknya, kini muncul akun fiktif baru Soetarjo Roslan. Sekilas nama baru ini dibuat seolah nyata, tapi setali tiga uang dengan Bajaj Laut, ini juga akun fiktif yang memanfaatkan Kompasiana sebagai forum bebas untuk mengumbar fitnah dan tuduhan palsu.

Dengan judul tulisan "Skandal Duit Jonan, Bom Waktu bagi Jokowi" Soetarjo Roslan memberondong Ignasius Jonan dengan serangkaian tuduhan palsu yang dipaksakan. Ketara sekali penulisnya sedang mengaburkan, menutupi, atau mengalihkan perhatian publik dari orang penting yang seharusnya paling pantas dikaitkan dengan kasus OTT mantan Dirjen Perhubungan Laut Tony Budiono itu.

Siapa orang penting itu? Bajaj Laut dan Soetarjo Roslan yang paling tahu. Mereka berdua sedang mati-matian menyembunyikan nama itu.

Kenapa bisa begitu gampang ditebak? Mari tengok fakta-fakta berikut.

Tony Budiono diangkat menjadi Dirjen Hubla pada 16 Mei 2016, sedangkan Jonan diberhentikan sebagai Menteri Perhubungan pada 27 Juli 2016. Artinya Tonny menjadi bawahan Jonan sebagai Dirjen Hubla tidak sampai 3 (tiga) bulan. Singkat sekali, dan dalam periode itu semua aparat Kemenhub sibuk menyiapkan angkutan lebaran 2016.

Selebihnya sejak 27 Juli 2016 hingga tertangkap tangan pada 23 Agustus 2017, Tonny di bawah kendali pengganti Jonan, yaitu Menhub Budi Karya Sumadi.

Dari persidangan pertama yang menghadirkan Tonny sebagai terdakwa pada 18 Januari 2018, terungkap bahwa sebagian besar penerimaan duit haram oleh Tonny terjadi pada tahun 2017. Silakan baca:  http://www.harianterbit.com/2015/read/2018/01/21/92468/0/25/KPK-Diminta-Pidanakan-Penyuap-Eks-Dirjen-Hubla

Bahkan pengakuan Tonny memberi uang Paspamres untuk acara Presiden di Kemenhub, terjadi di tahun 2017.

Masih kurang gamblang? Dalam kurun Oktober 2016 hingga Agustus 2017, telah terjadi dua kali OTT yang melibatkan pegawai dan  pejabat Kemenhub. Dua-duanya terjadi setelah Jonan direshuffle.

Dengan fakta-fakta sederhana tersebut, gamblang sekali bahwa tuduhan Bajaj Laut dan Soetarjo Roslan adalah bualan kosong yang mengada-ada.

Dalam tulisan kami sebelumnya "Mengapa Akun Fiktif Bajaj Laut Membabi Buta Menyerang Jonan" jelas bahwa motivasi serangan ngawur dan keji itu adalah kekecewaan kronis barisan sakit hati melihat Jonan tetap dipertahankan Jokowi sebagai Menteri ESDM.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline