Lihat ke Halaman Asli

Cara Pendukung Setya Novanto Bermain Catur

Diperbarui: 17 Desember 2015   00:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dulu bilang pengaduan ini tidak bisa disidangkan. Hari ini bilang yang diadukan melakukan pelanggaran berat.

 

Dalam catur ini dapat disebut dengan beberapa istilah. Di kampung atau warung kopi di Medan biasanya disebut Catur Tunsil alias Catur Tunggu Silap. Catur Tunggu Silap adalah taktik pecatur yang sudah tidak punya harapan untuk menang melawan pecatur yang di atas papan sudah unggul segala-galanya. Jadi si Tunsil masih akan terus bermain semata-mata mengharapkan bahwa lawannya suatu saat akan silap atau lupa dan melakukan langkah yang akan memusnahkan keunggulan mutlaknya sendiri. Menyatakan adanya pelanggaran berat yang penyidangannya memberikan tambahan waktu berbulan-bulan memberi waktu panjang pada para pembela untuk melakukan berbagai manuver yang membuat pengadu dapat saja melakukan blunder yang memperburuk posisinya.

Dalam istilah yang lebih keminggris disebut Cheapo. Sebuah slang untuk jebakan catur yang vulgar primitif, yang semua penonton pun ngerti bagaimana menghindarinya, yang dipasang untuk mengambil kesempatan draw atau malah menang dari situasi yang mutlak kalah. Menyatakan Teradu melakukan adanya “pelanggaran berat”, padahal sebelumnya mati-matian membela, dan dengan pernyataan itu kemudian menganggap mereka yang menyebut adanya “pelanggaran sedang” tidak sungguh-sungguh ingin menegakkan kehormatan dewan, merupakan trik murah yang tidak akan merebut simpati penonton.

Istilah lain yang cocok adalah Desperado. Ini juga slang untuk langkah bunuh diri mengorbankan buah catur [bila perlu sebanyak-banyaknya], bukan untuk mengalahkan lawan tapi sekadar supaya lawan jangan sampai menang, karena dengan langkah ini Raja si Desperado tidak bisa dimatikan karena berada pada posisi remis atau skak abadi: mundar-mandir di situ-situ saja. Menyatakan adanya pelanggaran berat padahal sebelumnya membela mati-matian sekilas seperti “membunuh” yang selama ini dibela, padahal bukan. Pernyataan ini sebetulnya bukan pengakuan bersalah, tetapi hanya untuk memperumit situasi dan mengharapkan kompromi.

Istilah lain yang tepat untuk perubahan pernyataan yang seratus delapan derajat itu adalah Forced Move atau Langkah Paksa. Langkah Paksa adalah langkah yang dilakukan karena itulah satu-satunya respon yang bisa diambil dan paling masuk akal terhadap langkah yang diambil lawan. Mengambil langkah lain sama saja bunuh diri. Pernyataan adanya pelanggaran berat jelas merupakan sebuah langkah dipaksa. Apa ada pilihan lain? Menyatakan pelanggaran sedang jelas bunuh diri, menyatakan tidak ada pelanggaran sama dengan menyepak papan caturnya.

Apapun itu, mereka yang mengandalkan taktik Tunsil, Cheapo, Desperado, atau yang selalu harus memainkan Langkah Paksa dalam permainan catur, pada dasarnya sangat sulit memenangkan pertarungan. Sebagaimana kemudian pada akhirnya Sang Raja harus menuliskan surat kemudian menjatuhkan dirinya sendiri di atas papan.

 

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline