Lihat ke Halaman Asli

Aulia SeptriaPutri

Mahasiswa di Univesitas Muhammadiyah Yogyakarta

Kisah Pak Anto: Pedagang Baju dari Jogja di Muktamar

Diperbarui: 7 Desember 2022   12:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image captSuasana lokasi Stand Bazar Muktamar Muhammadiyah ke-48 di De Tjolomadoe, Jumat (18/10) (Dok. pribadi)

Surakarta -Di tengah ramainya pengunjung serta penggembira muktamar yang berbondong-bondong datang ke De Tjolomadoe, terlihat ada pedagang baju yang sedang merapikan dagangannya dengan keringat yang berjatuhan dan ada beberapa pengunjung yang melihat lihat koleksi baju dagangan tersebut.

Pria paruh baya yang bernama Pak Anto, beliau berasal dari Kota Jogja yang berusaha mencari rezekinya berjualan di stand bazar muktamar fair. Pak Anto datang kesini dengan menggunakan kereta dengan membawa banyaknya baju dagangannya bersama istrinya.Pak Anto tidak hanya berjualan di Muktamar akan tetapi Pak Anto selalu berdagang diacara acara yang ramai akan pengunjung untuk mengais rezeki untuk menghidupi keluarganya.

Pak Anto sendiri berjualan baju mulai dari variasi anak-anak sampai daster dewasa. Harga baju yang dijual Pak Anto ini sendiri bervariasi harganya mulai dari Rp35.000hingga Rp80.000 per potongnya. Pedagang baju yang sudah jalan 25 tahun di Kota Jogja itu biasanya hanya memperoleh untung sekitar Rp200.000 per hari. Keuntungan itu pun ia dapatkan dari mulai berjual pukul 06.00 WIB hingga 21.00 WIB.

Banyaknya penggembira yang terus menerus berdatangan dan beberapa pengunjung juga sempat melihat lihat stand bazar dagangan Pak Anto. Tak pelak keuntungan yang di peroleh Pak Anto mencapai Rp1.000.000 Perharinya. Banyak penggembira yang melihat dan membeli baju untuk dibawakan sebagai oleh oleh untuk kerabatanya. ''Saya merasa lebih dari bersyukur untuk dapat stand di bazar ini, Alhamdulillah hasilnya lebih dari cukup dari biasanya yang saya dapatkan'' Ucap Pak Anto.

Pak Anto sendiri sudah berdagang baju hampir menginjak 25 tahun dimana beliau dan istri berani memulai membuka usaha ini dengan modal yang kecil, dagangan ini lah yang menjadi satu satunya harapan untuk menghidupi keluarganya, serta menyekolahkan anak-anaknya sampai lulus kuliah.

Tak henti henti Pak Anto bersyukur atas berkah yang ia dapatkan saat berjualan di stand bazar muktamar di De Tjolomadoe, Surakarta. Rezeki berdagang inilah yang dapat menghidupi keluarga Pak Anto dengan kerja kerasnya yang ditemani oleh sang istri, dengan berdagang seperti inilah Pak Anto dapat menyekolahkan anak-anaknya sampai lulus.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline