Lihat ke Halaman Asli

Selvia Indrayani

Guru, penulis, wirausaha, beauty consultant.

Manusia Sejati

Diperbarui: 2 September 2021   20:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemarau (dok.Kompas.com)

Pernah aku bertanya pada burung pengembara
Mengapa mereka harus berpindah dari tempat semula
Kudapati jawab hanya melalui kepakan sayapnya
Bersama dengan kawanan, terbanglah mereka bahagia

Saat anak manusia merasa dahaga
Tak didapati sumber air biasa
Berusaha bertahan dengan yang ada
Hasilkan keresahan dalam jiwa

Saat tanah kian merekah
Tak terbendung perasaan gundah
Harapkan keadaan segera berubah
Petani pun terbebas akan resah

Kemarau panjang pernah menyergap dusun yang sunyi
Jauh dari keramahan teknologi yang mumpuni
Hanya tersedia tenaga manusia dan sapi
Siap untuk membajak lagi

Air mata penduduk dusun sunyi mengering
Berbicara dalam hening
Berharap ada padi menguning
Sayang, kemarau panjang membuat mereka hanya mampu berbaring

Kerinduan petrikor menyergap penduduk desa sunyi
Sadar bahwa mereka manusia sejati
Takmampu seperti burung pengembara berlari
Agar bisa selamatkan diri

Manusia sejati harus bertanggungjawab pada bumi
Mengolah rasa, karsa, dan berpadu dalam karya nyata
Apa yang dialami kini hanya sebagai pengingat diri
Hari esok akan ada peristiwa beda yang harus dihadapi

Bekasi, 2 September 2021
  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline