Lihat ke Halaman Asli

Sastrokechu

Buruh Laju// Penyintas Kehidupan Urban// Peminat Program Swanirwana

Penjara dan Massive Idle Labor

Diperbarui: 12 Mei 2022   12:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.Pribadi Sastrokechu

Sejak beberapa waktu yang lalu, saya mulai mendisiplinkan diri untuk merespon Hari Bhakti Pemasyarakatan dan beberapa event formal tertentu dengan tulisan diberbagai pilihan media.

Meskipun selalu merespon dengan seloroh atau bahkan bisa dibilang "guyonan ndalan" tetap saja sebetulnya ini adalah kegiatan yang membutuhkan effort lebih, karena secara pribadi saya harus menyiksa diri dengan deadline yang sebetulnya tidak perlu saya sendiri tetapkan.

Namun apa boleh buat, nampaknya perlu sebuah sacrifice ala kadarnya. Bahkan pada momen yang berbahagia ini, secara sengaja saya yang tidak tahu diri ini juga berencana membuat sebuah Kolom Series untuk ikut menyemarakan Hari Bhakti Pemasyarakatan.

Pada kesempatan ini saya mencoba untuk tidak berkelakar dan lebih serius. Setidaknya melalui series ini, saya (mewakili masyarakat yang belum tentu bersedia diwakilkan) ikut menaruh harap dalam doa-doa yang dilangitkan bersama, semoga apa yang dihajatkan menjadi sebuah penyelebrasian makna dan pembumian manfaatnya. 

Bismillah... (Wejangan dari Syaikhona yang sebisa mungkin setiap sore saya sowani)

Pagi tadi seketika saya "mak traatap" mendengar Sambutan Menteri Hukum dan HAM di kanal resmi instansi tersebut.

"Jumlah narapidana yang begitu banyak dan masih dalam usia produktif adalah sebuah labor force yang harusnya mampu dioptimalkan. Karena kondisi sebaliknya, massisve idle labor akan menjadi ancaman besar terhadap kondisi keamanan dan ketertiban di Lapas," jelas Yassona H. Laoly.

Sekejap saya membayangkan kondisi idleness di Lapas saat ini seperti bom waktu. Detonator telah diaktifkan dan ledakan tinggal menunggu waktu.

Saya menyakini bahwa tanpa perlu menunggu trigger yang berarti lagi kondisi idleness di Lapas mampu menjadi hulu ledak bagi masalah apapun.

Memang salah satu persoalan paling besar yang dihadapi oleh setiap penjara di dunia adalah kondisi tidak adanya kegiatan formal yang dilakukan oleh narapidana selama berada di dalam penjara. Praktis mereka hanya keluar sel di pagi hari, kemudian beraktifitas sesukanya, untuk kemudian masuk kembali ke dalam sel pada petang harinya.

Dalam kurun waktu sekian lama dan berulang-ulang, maka kondisi tersebut rentan sekali terhadap proses-proses interaksi sosial yang tidak sehat seperti pengelompokan atau pengorganisasian narapidana (geng) untuk usaha-usaha melanggar tata tertib.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline