Lihat ke Halaman Asli

Nusantara Pustaka

Ilmu iman dan mandiri

Naluri Jakarta Pusat Segalanya

Diperbarui: 27 Agustus 2022   17:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Awal-Awal Kedua kaki ku menginjak, Kota Metropolitan, Rasa bangga yang di sertai seluruh naluri yang berada di benak hati dan pikiranku, Segala kecurangan politik,budaya dan sosial, Telah tiba di hadapan ku, setiap pemuda yang inggin berperang melawan fakta-fakta di dalam kehidupannya,Inggin aku manfaatkan segala nya akan tetapi, setiap orang memiliki hak demokrasi yang tertanam dalam imajinasi dan kreativitasnya.

Segalanya terarah namun terserah, itu lah selogan yang kini ku miliki, segala kehancuran segala kesenangan, ya...memang benar di sini, namun apa yang ada di dunia alam imajinasi ini,sudah tidak terarah lagi dari segala jenjang.

 tua muda maupun anak-anak sama saja ,bekerja melupakan waktu, melupakan urusan demi harapan yang ada di dalam ruang cita-cita.

Ribuan kendaraan yang menghiasi mata telanjang,Dan ribuan gedung-gedung nan tinggi yang membohongi ku, namun semua itu adalah sandiwara Naluri Jakarta Yang di juluki Pusat segalanya.

Ternyata Ribuan kemiskinan pun juga memberi air-air cinta,sehingga mata ini menyimpan air anugrah belas kasih dan sayang.

Sungguh banyak kutipan yang ku temui, orang bodoh adalah, orang yak tak mau belajar, akan tetapi konsep itu, inggin rasanya untuk menentang , dengan harapan pikiran yang visioner yaitu :

Orang yang bodoh adalah orang yang di anggap cerdas namun, tidak memperhatikan prekonomian dan tidak menciptakan generasi serta lanjut usia lapangan harapan yang di hiasi dan di benahi oleh kasih dan sayang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline