Lihat ke Halaman Asli

Hb. Sapto Nugroho

Hidup ini adalah Pikink ( Selalu senang dan bersyukur ), sementara tinggal di Tokyo

Jika Diinjak Terus, Jadi Keras dan Bahaya

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13274010891999523819

Mungkin pernah lihat tulisan yang ditaruh di pinggir taman : "Jangan menginjak rumput".  Suatu tulisan yang menyadarkan bahwa rumput sedang ditanaman, seandainya terinjak2 terus maka rumput akan mati dan tidak bisa tumbuh dengan baik. Rumput sendiri tidak bisa berkata langsung tapi perlu kesadaran dari orang yang lewat.

Tanggal 23 Januri 2012 hari tahun baru Cina yang disebut Imlek.  Di Jepang tetap merupakan hari kerja, akan tetapi hari itu  menjadi hari yang tidak terlupakan untuk orang Jepang. Pasalnya tanggal 23 Januari mulai sore hari salju turun dengan lebat hampir di seluruh daratan Jepang. Kota Tokyo yang jarang turun salju, kemarin sempat dipenuhi salju dan tercatat permukaan tanah tertutup salju setinggi 4 cm.  Daerah lain lebih tinggi tumpukan saljunya daripada Tokyo.

Anak kecil kalau melihat salju turun sangat senang, karena langsung terpikir bisa main salju dan membikin aneka boneka dari salju.  Salju yang jatuh dan menumpuk di permukaan tanah memang sangat lembut.  Pada saat turun dari langit seperti kapas. Tidak seperti air hujan yang lurus ke bawah, salju turun bisa sambil melayang-layang. Baju yang kena salju tidak langsung basah, salju yang menempel di baju bisa dibersihkan tanpa membuat baju basah.  Salju yang lembut ini membuat anak2 senang.  Salju yang banyak bisa dipadatkan dan menjadi keras, sehingga lahirlah boneka salju atau yang dikenal dengan nama "yuki daruma".

Salju yang menumpuk di depan toko biasanya dibersihkan oleh pemilik toko, supaya tidak menghambat orang yang mau ke toko.  Pejalan kaki cukup repot jika berjalan di tempat yang penuh salju, tidak ada pilihan lain selain menginjak salju yang ada.  Tak kali diinjak pertama kali maka salju akan tertekan kebawah dan timbul bekas jejak sepatu.  Biasanya orang melangkah di tempat yang sama, maka sering salju yang terinjak2 pejalan kaki adalah di tempat yang sama. Salju yang tadinya lembut itu karena terinjak2 terus, menjadi keras seperti es batu.  Warnanyapun sudah berubah dari putih bersih menjadi agak hitam, dan dalam keadaan ini sangat licin. Tak sedikit orang yang tergelincir.  Dalam keadaan ini maka jalan tergesa-gesa sangat bahaya, apalagi lari sangatlah tidak mungkin karena pasti terjatuh.

[caption id="attachment_165876" align="aligncenter" width="650" caption="Gambar Salju yang mulai mengeras karena diinjak2 terus oleh pejalan kaki ( foto :sapto nugroho )"][/caption]

Fenomena salju yang lembut dan halus kalau diinjak2 terus akan menjadi keras dan licin dan bisa membuat celaka atau jatuh orang yang menginjaknya.  Orang juga ada yang lembut dan halus,  dan orang yang lembut dan haluspun bisa menjadi "garang" kalau diinjak2 terus.  Ungkapan hati yang selembut salju bisa menjadi hati yang keras kala selalu diinjak.

Kepercayaan rakyat terhadap wakil rakyat yang dipilih, serta kepercayaan rakyat terhadap presiden yang dipilih tak ubahnya seperti salju.  Kepercayaan itu sangat lembut, akan tetapi jika kepercayaan itu selalu diinjak ( dikianati ) maka kepercayaan itu akan menjadi "keras" yang berarti menjadi "kebencian".  Rakyat biasa tidaklah punya kekuatan atau kekuasaan untuk berbuat apa2.  Akan tetapi rakyat banyak yang lembut, bila bersama2 bergerak maka akan menjadi "keras" dan bisa menjatuhkan pemerintah. Sudah banyak contoh negara yang tumbang karena gerakan rakyat.

Janji pemberantasan korupsi dengan total, tetapi tak pernah ada penyelesaian tentang kasus yang ada membuat "kepercayaan" rakyat bisa jadi keras.  Masalah garam dan beras yang mengambil dari luar negeri, semakin "menginjak-injak" nasib rakyat kecil yang hidup dari pertanian.  Anggaran membangun jembatan penyebrangan untuk anak2 sekolah di pedalaman tidak terlihat dan tertutup dengan anggaran membuat kalender dan pengadaan gedung dan bagunan lain. Semakin terinjak.  Selagi belum tergelincir, semoga segera angkat kaki.

Mungkin ada yang bilang, si A itu baik cuma orang2 disekitarnya yang kurang baik. Kalau begitu memang persis "kaki", kakinya baik tapi sepatunya yang kurang baik. Sepatunya terlalu tebal, sehingga si A tidak tahu kalau menginjak kaki temannya atau kaki orang disebelahnya.

Biarkan yang lembut tetap lembut dan jangan membuatnya jadi keras.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline