Lihat ke Halaman Asli

santi diwyarthi

Wanita adalah bunga, indahnya dunia, tiang penjaga damai dunia.....

Dharma Yatra YJHN ke Jawa Timur, Jum'at-Minggu, 23-25 Agustus 2019

Diperbarui: 25 Agustus 2019   14:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

"Brahmacaryena taf asa, Raja rastram vi raksati, acaryo brahmacaryena, Brahmacarinam icchate". (Atharwa Weda XI.5.1)

Artinya: Seorang raja, dengan sarana yang dia miliki, menjalankan brahmacari, bisa melindungi bangsanya. Seorang pendidik (guru pembimbing), yang sedang menjalankan brahmacari sendiri, berkeinginan mengajar para siswa.

Uraian di atas mengajarkan kita bahwa setiap manusia memiliki cara dan jalan masing-masing. Seorang pemimpin, kaum bangsawan, pemuka agama, tokoh masyarakat, kelompok cendekiawan, bahkan, orang biasa sekalipun, akan senantiasa belajar menemukan jati diri, mengajar dirinya, membimbing orang lain, untuk menjadi kian bijak dan dewasa dari hari ke hari. Setiap dari kita memiliki peran yang berbeda-beda. Tugas kita bersama, menjalani setiap peran dan fungsi agar dapat selaras dan harmonis dengan siapapun, kapanpun, dimanapun kita berada.

Dokpri

Rombongan YJHN bergerak dari Bali pada hari Jum'at, 23 Agustus 2019, terbagi dalam tiga kelompok, kelompok pertama berangkat dengan menggunakan kendaraan APV pukul 10 pagi, dengan supir bapak Buddy, bersama Bunda Ratu, Bunda Parwati, Ki Made Sutama, Ki Komang Arya (5 orang). Rombongan yang berangkat di malam hari dari Bali, pukul 21.00 dengan menggunakan kendaraan Hiace, supir Ki Nyoman Matra, Ki Minggu Aditya, Ki Ketut Suja, Ki Kantha, Bunda Putu, Ki Taman, Ki Sura, Ki Sukerta, Ki Nyoman Sukana, Bunda Sukana, Kadek Devi Sukana, mBak Ade Asry, Ki Nyoman Tarna, Ki Anom Binarka, dan Sri Guru (15 orang). Rombongan yang bergabung di Jawa Timur : Bunda Asti Sudira dan Yanti Yuseva dengan menggunakan kendaraan Avanza.

Dokpri

Tujuan pertama adalah Dusun Sumber Beji, Desa Kranggan, Kecamatan Ngajum, Malang, bertemu dengan umat Hindu yang ada di sana, menyerahkan bantuan berupa dua set Genta dan Sangku bagi pemangku Pura Dharma Bhakti, juga uang bantuan berjumlah Rp. 2.000.000 bagi pembangunan Pura, diserahterimakan melalui bapak Musli, di Dusun Sumber Beji RT 2 RW 8, Desa Kranggan, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang.

Pura Dharma Bhakti, terletak di Dusun Sumber Beji, RT 2 RW 8 Desa Kranggan, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang. Pura ini termasuk dari 30 Pura yang diempon oleh umat Hindu yang berdiam dan berada di Malang, dikenal sebagai arek Ngalam. Misalnya saja, Pura Luhur Dwijawarsa di Gunung Buring Kedungkandang, Pura Eko Bhakti di Desa Gelanggang kecamatan Pakisaji, Pura Eka Bhuwana di Desa Wandanpuro Kecamatan Bululawang, Pura Eka Murti di Desa Druju Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Pura Indra Loka di Desa Sukodadi Kecamatan Wagir, Pura Argo Kembang di Desa Gedangan Kecamatan Gedangan.

Dokpri

Berikutnya, terkait Pawai Pembangunan Desa Tulungrejo, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Rombongan terpecah jadi dua. Mereka yang sudah melaksanakan tugas di Pura Dharma Bhakti, Malang, tidak bisa bergerak balik arah kembali menuju Tumpang, menuju Pura Puja Dharma yang terletak di Desa Tumpang Putih untuk bersatu dengan rombongan YJHN lainnya. akhirnya diputuskan, seluruh rombongan baru akan berkumpul di Kediri pada sore hari menjelang malam. Pawai Pembangunan Desa Tulungrejo di Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar pada hari Sabtu, 24 Agustus 2019, menutup jalan Baru Bantaran - Lapangan Desa Krisik pada pagi hingga siang hari, hingga Pawai Pembangunan selesai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline