Lihat ke Halaman Asli

Sandy Gunarso

Praktisi Komunikasi

Membangun Mental Mandiri Sebelum Hari Pernikahan

Diperbarui: 14 September 2022   22:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pernikahan, pengantin. (PEXELS/TRUNG NGUYEN)

Sebagian orang menganggap pernikahan adalah jawaban atas segala permasalahan di dunia. Mereka berpikir bahwa dengan melakukan pernikahan, maka segala macam kasus mulai dari kasus prostitusi, perselingkuhan, hingga penyakit mematikan HIV AIDS dapat teratasi dengan baik. Minimal dapat mengurangi tingkat bahayanya.

Namun pada kenyataannya, pernikahan tanpa dilandasi dengan kesiapan mental untuk menjalaninya dapat berdampak negatif bagi generasi baru. Apalagi jika orangtua sendiri yang selalu mendorong anak-anaknya untuk segera menemukan pasangan hidup dan menikah. 

Bagi orangtua, keinginan menggendong cucu itu menjadi hal yang biasa, tetapi bagi sang anak, keinginan orangtuanya itu dianggap sebagai tekanan yang begitu menyiksa batin di dalam kehidupannya.

Berikan waktu bagi anak-anak untuk mencari pasangan hidup tanpa tekanan mental dari orangtuanya. Berhentilah menjadi orangtua yang menggunakan pernikahan sebagai alat untuk menyelesaikan urusan pribadi atau mengejar keuntungan. 

Jika orangtua melakukannya, maka mereka sama sekali tidak membahagiakan anak-anaknya, melainkan menjerumuskan anak-anaknya dalam lembah penderitaan dan keputusasaan.

Ingatlah bahwa:

"BUAH DARI PENDERITAAN DAN KEPUTUSASAAN ADALAH KEJAHATAN".

Pernikahan bukanlah keharusan seperti jaman dulu. Pernikahan di era modern ini bukan lagi sebagai budaya melainkan sebagai pilihan hidup dengan penyesuaian berbagai kondisi setelahnya. 

Pernikahan yang dipaksakan tanpa persiapan mental yang baik justru akan mengubah pribadi seseorang untuk menekuni profesi baru sebagai pengarang buku kehidupan. Mereka akan hidup dalam karangan sendiri dan terus menerus menjalani kepalsuan tanpa ujung.

Judul karangan mereka pertama adalah "Kesibukan Menghabiskan Waktuku Bersama Anak". 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline