Lihat ke Halaman Asli

Menyapa Masa Lalu bersama "Lembayung Bali"

Diperbarui: 28 Desember 2017   21:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Me: Ah, lagu apa ini? Judulnya aneh, penyanyinya nggak dikenal, udah 15 tahun pula umurnya. Udah nggak jaman lah lagu ini, bukan lagu "jaman now"...

Friend: Udah, kau dengar dulu lagu itu, aku jamin enak kok. Cobalah kau telusuri apa maknanya, nggak ada pula di Wikipedia soalnya. Kau kan pintar musik katanya...

Percakapan tersebutlah yang membawa saya kepada penelusuran mengenai lagu yang judulnya agak asing ini. Sejauh pengetahuan saya, ada beberapa lagu yang memang judulnya menggunakan nama tempat. Ambil contoh saja, "Antara Anyer dan Jakarta" yang dinyanyikan Sheila Majid serta "Kuta Bali" yang dinyanyikan oleh Andre Hehanusa. 

Setidaknya bagi generasiGolden Memories, mereka sangat mengenal betul lagu ini karena umumnya dikarang dan dirilis pada masa "Orde Baru". Sehingga bagi saya, lagu-lagu ini minimal memiliki agenda-agenda tertentu yang berkaitan denganVisit Indonesia Year, sebuah kampanye yang memang merupakan produk pemerintah pada masa itu untuk menggenjot semangat berwisata ke negeri ini. Namun lagu yang satu ini? Udah lahir pada masa "Reformasi" (lagu ini dirilis pada tahun 2002), berbicara tentang sebuah tempat,apa sih maunya?

Mencoba melihat background siapa yang menyanyikannya, memang penyanyi dari lagu ini adalah seseorang yang memang berasal dari Bali yaitu Saras Dewi. Dalam perkembangannya, beliau lebih dikenal sebagai seorang dosen di sebuah universitas negeri ternama dan bukan sebagai seorang artis musik yang secara konsisten menghasilkan album ataupun lagu baru. 

Albumnya hanya satu, berjudulChrysanyang lagu andalannya berjudul "Lembayung Bali", dan album tersebut sudah berusia 15 tahun! Walaupun demikian,pencapaian album ini boleh dibilang cukup memuaskan. Setidaknya, album ini masuk ke dalam nominasi AMI (Anugerah Musik Indonesia) untuk kategoriBest Ballad dan untuk lagu "Lembayung Bali" sendiri masuk ke dalam nominasiBest Single. Sebuah prestasi yang cukup baik untuk sebuah lagu yang juga, menurut saya lumayan baik.

Tetapi yang menarik bagi saya bukan hanya soal siapa penyanyinya maupun apa prestasi lagunya. Lebih dari itu, apa maksud dan maunya lagu ini sebenarnya? Mencoba mengamati lirik dan susunan iringan dari lagu ini, secara cepat mungkin kalau kita mendengarkan hanya 1 kali saja, kita akan mendapatkan kesan bahwa lagu ini tak ubahnya lagu yang menceritakan kerinduan seseorang terhadap kampung halamannya. Bisa saja pendapat itu tidak salah, karena tidak ada sumber yang "bertanggung jawab" soal latar belakang dari lagu ini. 

Namun kalau memperhatikan susunan iringan serta chord yang dipakai, lagu ini memakai susunan chord yang sangat identik dengan "lagu galau" dan bahkan terjadi dua kali modulasi (dari F ke F#, lalu dari F# ke G) yang menurut saya pasti ada maksud serta maunya (karena di bagian solo melodi pun ada pergeseran nada dasar). Sejak mendengar ini, saya yakin bahwa lagu ini bukan promosi tentang Bali semata, melainkan ada "masa lalu" yang belum usai.

Mencoba melihat kepada susunan liriknya, dugaan ini semakin nyata dan jelas, bahwa seolah-olah lagu ini tercipta ketika ada seseorang yang sedang duduk sambil menunggusunset, yang memang kalau soal ini, Pulau Bali memang rajanya. Secara tiba-tiba saja ia teringat akan masa lalu, dan tidak hanya teringat saja melainkan juga terkoneksi dengan "masa indah" tersebut. 

Dalam lagu ini "Lembayung Bali" tidak hanya menjadi penghubung dengan masa tersebut, namun juga menjadi sebuah sandi tentang siapa yang sedang dihubungi oleh orang yang sedang menunggu matahari tenggelam itu. Walaupun nampaknya perenungan itu membawa sebuah hal yang manis, tetapi lagu ini mengakhirinya dengan sebuah rasa sesal karena matahari sudah tenggelam. 

Itu juga menjadi pertanda bahwa orang tersebut harus kembali kepada realitasnya, dan melanjutkan jalan hidup yang telah dipilihnya sambil terus berandai-andai untuk memperbaiki kesalahannya di masa lampau, atau bahkan menerima "bagian cerita" tersebut sebagai bagian dari kehidupannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline