Lihat ke Halaman Asli

Jokowi Hembuskan Reshuffle, Akankah Oposisi Tergoda?

Diperbarui: 2 Juli 2020   14:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Liputan6.com

PRESIDEN Jokowi Widodo (Jokowi) tampak jengkel bahkan cenderung geram terhadap para pembantunya yang tergabung pada Kabinet Indonesia Maju (KIM).

Gestur tubuhnya memperlihatkan amarah, nada bicaranya meninggi sambil sesekali mengernyitkan dahi. Ini terjadi karena mendapati kinerja pembantunya tidak menampakan kemajuan berarti dalam penanganan pandemi virus corona atau covid-19, yang sudah sejak awal bulan Maret lalu menyerang tanah air.

Peristiwa tersebut di atas terjadi pada saat sidang kabinet paripurna, Kamis (18/06/220), yang videonya diunggah 10 hari kemudian, Minggu (28/06/2020).

Masih dalam kesempatan rapat kabinet paripurna, Presiden Jokowi tak cuma sekedar marah. Mantan Wali Kota Solo ini juga melontarkan ancaman reshuffle kabinet.

Bagi Presiden Jokowi, reshuffle tentu saja bukan barang baru. Sejak menjabat presiden pada tahun 2014, tercatat beberapa kali merombak kabinetnya. Alasannya pun beragam. Ada karena kinerja para menterinya yang tidak sesuai dengan ekspektasi atau karena perubahan komposisi koalisi partai.

Seperti dikutip dari Tirto.id, Jokowi pernah mengganti Asma Abnur Kader dari Partai Amanat Nasional (PAN) dari kursi Menteri Pendayagunaan Aparatut Negara dan Reformasi Birokrasi, pada 14 Agustus 2018. Gara-garanya PAN mendukung calon lawan Jokowi pada Pilpres 2019, yaitu pasangan Prabowo - Sandiaga.

Reshuffle atau Gertak Sambal?

Masih belum jelas apakah isu reshuffle yang diungkapkan Presiden Jokowi ini bakal diwujudkan dalam waktu dekat atau sebenarnya hanya sekadar gertak sambal, agar para pembantunya bisa lebih giat lagi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

Kemungkinan itu bisa saja terjadi. Jokowi hanya ingin testing the water terhadap para menterinya. Kemudian mengukur sejauh mana perkembangan yang bisa dilakukan oleh para pembantunya tersebut ketika ancaman reshuffle membayangi mereka.

Bukan mustahil, jika setelah wacana itu dihembuskan, dan masih belum ada peningkatan alias keinerja para pembantunya ini masih tetap biasa-biasa saja, maka Presiden Jokowi tidak akan lagi banyak pikir. Reshuffle benar-benar akan terwujud.

Meski bagaimanapun, reshuffle adalah keniscayaan bagi mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut. Dia adalah pemegang hal prerogatif. Kapan pun dia mau, reshuffle akan bisa dilakukan. Walau pada prosesnya pasti tidak akan sesederhana itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline