Lihat ke Halaman Asli

MUI Sumut Haramkan Ucapan Nataru 2021

Diperbarui: 15 Desember 2021   19:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Majelis Ulama Indonesia (MUI). (Issak Ramdhani/Fajar Indonesia Network)

Pentingnya pendidikan seksual anak seharusnya menjadi program utama bagi MUI sehingga kedepan tidak ada lagi kasus pemerkosaan.

Baru-baru ini publik dikagetkan dengan berita 12 santriwanti diperkosa oleh pemilik Boarding school sehingga muncul opini sana sini yang mengatakan biadabnya pelaku tersebut hingga kini.

Salah satu dari manfaat pendidikan seksual anak adalah agar ketika anak remaja atau dewasa tidak diperlakukan semena-mena seperti kasus di Bandung Jawa Barat. 

Pasalnya jika pendidikan seks sudah masuk dikuasainya oleh anak maka mampu menjadi tameng untuk dirinya sehingga aman dari pelecehan seksual karena sudah mendapatkan pendidikan seksual semenja dini. Aman dan terkendali.

Namun tidak pada MUI yang justru mengeluarkan statement konyol yang hanya membuat kegaduhan menjelang Natal dan Tahun Baru.

Bukannya MUI mengedukasi seks pada sang anak agar bagaimana dapat memahami tentang perilaku seksual yang sehat sehingga pelecehan seksual dapat dicegahnya.

Saat dimana dunia sedang berduka atas tragedi guru cabul tersebut, MUI Sumut melarang ucapan Natal dan Tahun Baru 2021 bagi umat Islam dengan alasan dapat merusak aqidah Islam yang tidak sesuai.

Sedangkan disisi lain para korban pemerkosaan tersebut malah tidak digubris sama sekali oleh MUI. Boro-boro dilabeli haram. MUI membahasnya pun tidak, malah terkesan menutupinya tidak ada halal haram buat kasus tersebut.

Sedangkan disisi lain para korban pemerkosaan mengakui bukan hanya dimetengi namun di intimidasi juga dengan iming-imingi tidak usah membayar biaya.

Bahkan sadisnya para korban dibawah umur ini oleh pelaku malah dijadikan sebagai tukang kuli lalu uangnya yang sudah terkumpul tersebut ditilepnya sendiri. Ini yang seharusnya dilabeli haram oleh MUI.

Harap maklum mengingat MUI sekarang berbeda dengan MUI yang dulu, sekarang didalamnya banyak orang-orang intoleran yang mengatas namakan agama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline