Pada masa pandemi kali ini, banyak orang yang mengalami kecemasan dan bahkan stres. Rasa takut yang di alami membuat kita tidak nyaman dalam melakukan suatu hal apa pun.
Perlu saya sampaikan terlebih dahulu, bahwa rasa cemas dan takut itu adalah suatu hal yang sangat wajar. Rasa cemas dan takutini adalah sebuah sinyal yang membuat kita itu menjadi punya 1 sikap mengatasi 1 bahaya.
Tapi kalau masalahnya kita takut dalam berlebihan itu yang menjadi tidak wajar. Jadi kalau yang tidaj memiliki rasa takut dan cemas, itu yang perlu dipertanyakan. Mengapa? Karna rasa cemas dan takut itu adalah sebuah sinyal perasaan psikologis kita yang melindungi kita dari marabahaya.
Bagaimana sih rasa takut dan cemas yang berlebihan?
Rasa takut dan cemas berlebihan itu seperti kita takut untuk melakukan aktifitas di rumah, tidak bisa tidur, bahkan mau keluar rumah saja pun rasanya seperti mau mati.
Nah selanjutnya, apa sih itu stres?
Stres adalah sebuah persepsi psikologis yang muncul akibat sebuah kejadian yang sebenarnya sifatnya itu netral.
Contohnya, ada orang yang makan durian seneng banget karna dia hobi makan durian. Dan ada juga orang yang makan durian itu stres, karna dia tidak suka. Mencium baunya saja sudah bikin stres. Jadi sebenarnya stimulus itu netral.
Ada tidak ya macam-macam stres?
Nah, stres itu ada yang dianggap stres yang baik dan stres yang tidak baik. Stres yang baik itu ialah yang bisa kita sadari dan dapat kita kontrol. Seperti, kalau stres ditengah pandemi membuat kita yang berpikir bahwa pada masa ini tidak semudah yang kita bayangin.
Tapi kita mau tetap optimal dalam suatu hal. Akhirnya belajarlah kita tentang teknologi, seperti zoom, classroom, instagram live dsb. Tanpa disadari ternyata ketakutan kita ini membuat kita memiliki improvement. Nah berarti ini adalah stres yang baik.