Di era digital yang serba cepat ini, membentuk karakter siswa menjadi tantangan yang semakin kompleks. Pengaruh teknologi, media sosial, dan akses informasi yang tidak terbatas membuat anak-anak lebih rentan terhadap hal-hal negatif, seperti distraksi, perundungan daring, dan paparan konten yang tidak sesuai. Dalam menghadapi tantangan ini, kolaborasi antara guru dan orang tua menjadi kunci penting untuk membimbing siswa dalam mengembangkan karakter positif yang sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika.
Peran guru sebagai pendidik di sekolah tidak hanya terbatas pada penyampaian materi akademik, tetapi juga mencakup pembentukan karakter siswa. Di sisi lain, orang tua memiliki tanggung jawab utama sebagai pendidik pertama dalam kehidupan anak. Kolaborasi keduanya menciptakan sinergi yang kuat untuk membangun generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga matang secara emosional dan sosial. Sebagaimana dikatakan oleh Bronfenbrenner dalam teori ekologi perkembangannya, lingkungan keluarga dan sekolah adalah dua mikrosistem utama yang saling memengaruhi perkembangan anak (Bronfenbrenner, 1979).
Salah satu cara efektif untuk membangun kolaborasi ini adalah melalui komunikasi yang terbuka dan intensif. Guru dapat memberikan laporan perkembangan karakter siswa kepada orang tua, tidak hanya dalam aspek akademik, tetapi juga perilaku dan nilai-nilai yang ditunjukkan siswa di sekolah. Sebaliknya, orang tua dapat berbagi informasi tentang kebiasaan anak di rumah sehingga guru dapat memahami dinamika yang memengaruhi siswa. Pendekatan ini mencerminkan prinsip dalam psikologi pendidikan yang menekankan pentingnya keterpaduan antara lingkungan belajar di rumah dan sekolah (Epstein, 2011).
Di era digital, tantangan utama dalam membentuk karakter siswa adalah bagaimana orang tua dan guru mampu mengarahkan penggunaan teknologi secara positif. Orang tua perlu menetapkan batasan yang jelas tentang waktu layar (screen time) dan mengawasi konten yang dikonsumsi anak, sementara guru dapat mengintegrasikan literasi digital ke dalam pembelajaran untuk membantu siswa memahami etika dan tanggung jawab digital. Penelitian menunjukkan bahwa siswa yang memiliki literasi digital yang baik cenderung lebih mampu memilah informasi dan menjauhi perilaku negatif di dunia maya (Livingstone & Helsper, 2007).
Selain komunikasi dan literasi digital, kolaborasi ini juga dapat diperkuat melalui program pendidikan karakter yang melibatkan peran aktif orang tua. Misalnya, sekolah dapat mengadakan kegiatan seperti seminar parenting, lokakarya tentang pendidikan berbasis nilai, atau diskusi kelompok antara guru dan orang tua. Kegiatan semacam ini tidak hanya meningkatkan pemahaman bersama tentang cara mendidik anak, tetapi juga mempererat hubungan antara sekolah dan keluarga.
Namun, kolaborasi ini memerlukan komitmen dari kedua belah pihak. Orang tua tidak bisa sepenuhnya menyerahkan tanggung jawab pembentukan karakter kepada sekolah, sementara guru perlu memahami bahwa peran mereka tidak hanya mengajar di kelas, tetapi juga membimbing siswa secara holistik. Keselarasan visi antara guru dan orang tua adalah fondasi utama keberhasilan kolaborasi ini.
Di tengah tantangan era digital, kolaborasi antara guru dan orang tua adalah solusi yang tidak bisa diabaikan. Anak-anak membutuhkan bimbingan dari dua lingkungan utama mereka---rumah dan sekolah untuk tumbuh menjadi individu yang tidak hanya sukses secara akademik tetapi juga memiliki karakter yang kuat. Seperti pepatah Afrika, "It takes a village to raise a child." Dalam konteks modern, kolaborasi guru dan orang tua adalah bentuk nyata dari "desa" yang mendukung perkembangan generasi masa depan.
Dengan sinergi yang kuat antara guru dan orang tua, kita dapat membangun generasi muda yang berkarakter, berdaya saing, dan mampu menghadapi tantangan zaman. Peran ini adalah tanggung jawab bersama yang harus diemban dengan penuh kesadaran dan komitmen.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI