Lihat ke Halaman Asli

Atika Hayati

Pejuang pena

Merajut Harapan

Diperbarui: 3 November 2022   16:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Terlihat orang-orang tidak seperti biasanya, mereka sibuk dengan tugasnya masing-masing, para bapak-bapak berkutat dengan dekorasi, meja dan kursi. Sedangkan para ibu-ibu dengan makan, souvenir dan hal detail lainnya. Terlihat mereka saling bahu-membahu untuk acara tersebut.

"Saya nikahkan saudara Ghazy Rakha Hakim dengan anak saya Arsyila Anindita dengan seperangkat alat sholat dibayar tunai" tegas pria paruh baya tersebut sambil menjabat tangan pemuda didepannya dengan khimat.

"Saya terima nikahnya Arsyila Anindita putri bapak Yahya Efendi dengan maskawin tersebut tunai"

"Bagaimana para saksi, sah" tanya bapak penghulu, yang diikuti jawaban "sah" dari para saksi.

"Alhmdulillah" dilanjutkan dengan do'a yang dipimpin oleh bapak penghulu untuk keberkahan semuannya. Terlihat binar kebahagian dari kedua keluarga dalam merayakan hari bahagia, pesona senyum mereka terus terpancar. Hari spesial itupun diabadikan dalam album memori.

"Adek Syila, mas boleh bertanya" yang hanya dijawab anggukan saja "Adek kenapa memutuskan untuk memilih mas?" tanya Rakha memecahkan keheningan antara mereka.

"hmm, karena Syila yakin jika seseorang bisa menjaga cintanya hanya untuk Allah, maka ia juga dapat menjaga cinta pasangannya" jawab Syila sedikit gugub.

Dengan tersenyum Rakha mengutarakan bahwa dirinya sudah tertarik dengan Syila semenjak pertama kali bertemu, bermula dari Rakha yang datang terlambat menjemput Yusuf keponakannya yang tak lain adalah murid Syila di taman kanak-kanak. Dari Yusuf bocah lima tahun yang selalu menceritakan guru kesayangannya tersebut, dan dirinya yang melihat langsung ketaatan dari sosok guru tersebut, dari situlah benih-benih cinta mulai muncul.

Syila terkejut, karena dirinya juga merasakan hal yang sama, ternyata bocah tersebut juga sering menceritakan paman kesayangannya tersebut. Sungguh indah cinta mereka berdua, saling mencintai dalam diam, dalam ketaatan, dan dalam do'a hingga takdir Allah mempertemukan mereka dalam ikatan yang halal yaitu pernikahan.

***

Benih-benih cintapun mulai bersemi dan mekar seiring berjalannya waktu, sungguh indah cinta yang didasari dengan keimanan dan ketaqwaan. Apapun yang mereka lakukan berdua tak lagi berdosa melainkan berpahala, hingga tak terasa lima tahun sudah mereka bersama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline