Lihat ke Halaman Asli

Pergumulan Hidup Seorang Anak Manusia

Diperbarui: 8 April 2018   18:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hidup sebagai manusia yang merupakan makhluk sosial kadang kadang membuat manusia itu sendiri bisa merasakan perasaan orang lain atau yang biasa disebut dengan empati. Hal tersebut lah yang membuat manusia itu berbeda dari makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya. 

Tidak semua manusia itu hidupnya lurus lurus saja bagaikan jalan yang baru diaspal. Ada kalanya jalan itu dilalui oleh kendaraan yang bermuatan kecil atau bahkan kendaraan yang muatannya lebih besar dari kapasitas yang sudah ditentukan. Awalnya memang aspal tersebut mulus mulus saja ketika dilalui oleh kendaraan kendaraan tersebut, namun seiring berjalaannya waktu dan ditambah dengan faktor faktor lain seperti hujan yang mengenai aspal, panas yang sangat menyengat disiang hari, dan masih banyak lagi. Lama kelamaan aspal tersebut pun terlihat kusam dan sedikit demi sedikit mulai rusak.

Seperti itu juga hidup seorang anak manusia yang tumbuh dan berkembang di planet yang dianamakan bumi. Mulai dari sebelum dilahirkan, seorang anak manusia tersebut sudah menemui rintangan dalam hidupnya. Ketika satu sel sperma harus bersaing dengan ribuan bahkan jutaan pesaingnya untuk masuk kedalam sel telur. Kemudian dia harus menunggu dahulu selama kurang lebih 270 hari agar bisa keluar melihat dunia yang keras ini. Lalu dia pun lahir dan seiring perjalanan waktu menjadi seorang yang dewasa.

Pernah seorang anak manusia tersebut jatuh kedalam lubang yang dalam dan amat berat untuk kembali keatasnya. Sampai sampai dia pernah berpikiran untuk tetap tinggal didalam lubang itu dan diam selamanya disana. Akan tetapi, ketika didalam lubang banyak teman temannya yang melemparkannya kebutuhan kebutuhan yang diperlukannya untuk dapat bertahan dan ada juga yang melemparkannya tali untuk membantu anak manusia tersebut naik keatas. 

Mengigat semua perbuatan baik tersebut, teringatlah dia akan kata kata dari orangtuanya yang mengatakan bahwa Tuhan tidak akan meninggalkanmu dalam segala pergumulan di hidupmu dan jadilah manusia yang berpengharapan kepada Tuhan. Mengingat kata kata tersebut, semangatlah anak manusia tersebut untuk mendaki ke atas dan keluar dari lubang yang penuh dengan penyesalan.

Sesampainya diluar dilahatnya dunia yang cerah dan penuh dengan kebahagiaan karena orangtuanya dan teman temannya sudah menunggu kedatangan anak manusia tersebut. lalu kemudian mereka berkumpul lagi bersama sama merayakan sukacita.  Akhirnya anak manusia tersebut menjadi manusia yang berpengharapan dalam Tuhan dan menjalankan kehidupannya dengan pekerjaan pekerjaan yang bermanfaat bagi sesama.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline