Lihat ke Halaman Asli

Tragedi Kanjuruhan, Kekerasan Tidak Sesuai Penegak Hukum

Diperbarui: 5 Oktober 2022   09:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pele , pemain legendaris Timnas Brasil , hadir dalam tragedi yang mengganggu sepak bola Indonesia pada 10 Januari 2022 di Stadion Kanjuruhan .Pele menyebutkan berapa banyak Nyawa yang terhenti akibat Sepak Bola Tanding .
Pele menyebut 125 suporter Aremania yang kehilangan nyawa dalam tragedi tersebut sebagai tragedi olahraga terbesar yang pernah ada.

Pele mengatakan bahwa kekerasan tidak cocok dengan sepak bola dan lebih banyak orang yang menggunakan cinta daripada biasanya. " Pada akhir minggu ini , kita akan membahas satu - satunya konsep terpenting dalam studi sepak bola .32 bayi dari 125 orang yang ditambatkan hadir setiap saat . 

Saya berharap seluruh masyarakat Indonesia memiliki keimanan dan ketaqwaan yang tinggi " tulis akun Instagram Pele .
"Kekerasan tidak cocok dengan olahraga .Tidak ada kekhawatiran bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi yang dapat menyebabkan kita kehilangan minat satu sama lain .Olahraga harus konsisten menjadi cinta , " tutur Pele .

Tragis Kanjuruhan berawal dari kepercayaan fanatik yang keliru bahwa Arema FC akan mengalahkan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 setelah menyerbu stadion . Petugas keamanan terpaksa melakukan tindakan represif dengan melakukan tembakan gas air mat ke tribun penonton sebagai akibat dari tindakan tersebut . 


Tembakan langsungnya menyebabkan kepanikan terjadi di dalam Stadion Kanjuruhan, sehingga membuat para suporter mengantre untuk pergi .Kepanikan kemudian dihilangkan dari pintu - pintu sehingga desak - desakan tidak dapat terhalang dan menghilangkan korban keluar negeri karena kehabisan oksigen . 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline