Lihat ke Halaman Asli

Wahyuni Susilowati

TERVERIFIKASI

Penulis, Jurnalis Independen

Indonesia Vs Malaysia: Karhutla dan Kabut Asap Salah Siapa?

Diperbarui: 18 September 2019   17:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menteri Siti Nurbaya (kiri) dan Menteri Yeo Bee Yin (doc. ABC,FB,TST/ed.Wahyuni)

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang sudah terjadi berminggu-minggu di kawasan Sumatera dan Kalimantan telah menimbulkan terjadinya kabut asap tebal. Saking tebalnya kabut asap yang menyelimuti sampai puncak gedung-gedung pencakar langit Malaysia nyaris tak terlihat lagi.

Bukan itu saja, mereka terpaksa harus meliburkan lebih dari 400 sekolah akibat sekapan asap toksik yang dikuatirkan bisa sangat merusak tubuh.. Bahkan khusus untuk wilayah Serawak yang terkena polusi udara paling parah, pemerintah Malaysia sudah mengirimkan setengah juta masker.

Menteri Energi, Sains, Teknologi, Lingkungan, dan Perubahan Cuaca Malaysia Yeo Bee Yin menyatakan bahwa kebakaran di Indonesia adalah akar permasalahan kabut asap tersebut dan harus segera dipadamkan (Malay Mail, 9 September 2019).

Dia juga menyebutkan upaya yang telah dilakukan pemerintah Malaysia untuk mengatasi masalah kabut asap tahunan dengan menyelenggarakan pertemuan dan kesepakatan multi-negara yang dihadiri delegasi dari Brunei Darussalam, Indonesia, Singapura, dan Thailand pada 6 Agustus 2019 lalu,"Sayangnya satu bulan setelah pertemuan, kondisi kebakaran di Indonesia tidak bertambah baik, malah memburuk."

Namun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Indonesia mengatakan gambar satelit yang diambil minggu lalu justru menunjukkan adanya kebakaran hutan di Malaysia.

Pihak KLHK, sebagaimana dilansir oleh Oman Observer (11/9), menyatakan"Ada peningkatan tajam titik panas (hot spot) di beberapa bagian Asia Tenggara, tidak hanya di Indonesia tetapi terutama di Semenanjung Melayu dan Vietnam,"

Tercatat ada  1.423 potensi kebakaran di semenanjung Malaysia pada 7 September 2019 atau meningkat dari 1.038 di hari sebelumnya, pihak KLHK menambahkan bahwa peningkatan potensi kebakaran juga terjadi di Sarawak.

Menteri LHK Indonesia Siti Nurbaya Bakar menuduh Malaysia tidak transparan tentang data kebakaran hutannya sendiri.

Straits Times- Asia (12/9) memberitakan tuduhan balik itu ditanggapi Menteri Yeo Bee Yin pada Rabu (11/9) lalu lewat akun Facebook dimana dia menulis,"Biarkan data bicara, Menteri Siti Nurbaya tidak seharusnya membantah."

Yeo mengatakan bahwa data menunjukkan Indonesia bertanggungjawab atas kabut asap yang terjadi dan Siti Nurbaya tidak seharusnya memaksa menyalahkan Malaysia untuk itu. 

Di status tersebut dia juga menautkan link Asean Specialised Meteorological Centre (ASMC) yang catatan data terakhirnya menunjukkan bahwa ada total 474  hotspot di Kalimantan dan 387 di Sumatera. Sementara di Malaysia tercatat ada 7 hotspot.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline