Lihat ke Halaman Asli

Wahyuni Susilowati

TERVERIFIKASI

Penulis, Jurnalis Independen

Detoks Pasca Lebaran dengan Puasa Syawal

Diperbarui: 12 Juli 2016   07:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pastikan pola makan terkendali untuk kesehatan Anda (dok WS)

Setelah hampir sebulan lamanya perut dikondisikan kosong dari mulai Subuh sampai Magrib di bulan Ramadhan, maka serbuan opor ayam-gulai kambing-rendang sapi-sambal goreng jerohan dan berbagai jenis camilan  sejak pagi Idul Fitri sampai entah berapa hari kemudian  tentu saja membuat sistem pencernaan kita terkaget-kaget seraya bekerja ekstra keras menggiling asupan yang didominasi lemak plus karbohidrat itu. Kalau tubuh tidak dalam kondisi prima, maka bersiaplah menerima aneka jenis penyakit sebagai bonus.

Diare, radang tenggorokan, hipertensi, sampai stroke tercatat sebagai penghuni tetap daftar penyakit paska Lebaran dari tahun ke tahun. Itu sebabnya perlu kendali yang agak berbau ‘tangan besi’ agar hidup tetap nyaman setelah euforia kuliner di hari raya. Idealnya tubuh diberikan waktu  untuk beradaptasi dari rutinitas puasa menuju pola makan harian  rutin. Ahli gizi umumnya sependapat bahwa perlu 3-6 hari bagi tubuh untuk menyesuaikan diri kembali dengan agenda makan di pagi – siang hari.

Makanan lembut seperti bubur atau puding susu direkomendasikan sebagai menu utama pada tiga hari pertama paska Lebaran plus  menyantap hidangan khas yang kaya lemak-karbo-gula dalam porsi kecil. Atau boleh juga dengan mengikuti paket sunnahpuasa Syawal selama enam hari yang tak harus berturut-turut agar klop dengan masa transisi yang dibutuhkan tubuh agar dapat tampil prima sepanjang sebelas bulan ke depan sampai bertemu lagi Ramadhan tahun berikutnya.

Puasa yang dijalankan sesuai ketentuan, tidak main hajar mengganyang segala makanan saat berbuka dan mengatur sahur di akhir waktu, sudah terbukti  mampu menurunkan kadar gula darah, kolesterol, dan menstabilkan  tekanan darah. Aktifitas merotasi waktu makan itu pun efektif membersihkan usus dan tubuh secara keseluruhan dari sisa-sisa makanan yang mengendap cukup lama, memperbaiki kinerja sistem pencernaan, serta merampingkan tubuh. Proses pengeluaran hormon pencernaan dan insulin selama berpuasa juga ditengarai dapat membuat kita berumur panjang.

Jadi mumpung bulan Syawal masih panjang, buruan shaum enam hari biar tubuh tetap sehat plus peluang emas untuk meraih pahala senilai shaum sunnah selama setahun (HR Muslim, Abu Daud,  Tirmidzi, Ibnu Majah).

Referensi: 12 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline