Lihat ke Halaman Asli

Ryo Kusumo

TERVERIFIKASI

Profil Saya

Menelisik Usaha Penyelamatan Rupiah Versi Sandiaga

Diperbarui: 8 September 2018   13:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sandiaga Uno (Foto: Kompas.com)

Alkisah disebuah kampung Bubarboyo jaman dahulu kala, hiduplah seorang peternak bebek, sebut saja namanya Klobot. Disamping angon bebek, Klobot dikenal juga sebagai politikus kampung yang mumpuni. Warga kampung segan dengan Klobot.

Suatu hari, kampung sedang dilanda musim hujan. Kampung sebelah sudah mengalami banjir hingga membuat kampung itu nyaris tenggelam seluruhnya.

Khawatir kampung Bubarboyo bernasib sama seperti kampung sebelah, Lurah dan jajaran pamong praja sibuk membuat tanggul dan parit. Gunanya jika banjir datang lagi, sistem pengairan kampung diperbaiki, parit berguna untuk mengalirkan air banjir ke tempat yang lebih rendah, atau di tampung di bendungan guna antisipasi musim kemarau nanti.

Tapi tidak dengan Klobot, lelaki itu memanfaatkan tradisi warga kampung bahwa jika ingin terbebas dari malapetaka, maka setiap warga harus mengorbankan hewan ternaknya, apapun itu.

Di warung kopi, Klobot membuat desas-desus, bahwa Dewata sedang marah besar, akibat warga yang pelit ketika musim panen tiba dan membuat isu bahwa apa yang dilakukan Lurah dan pamong praja adalah sia-sia, jalan keluar untuk bencana ini adalah pengorbanan hewan ternak.

Warga yang sebagian besar memang mudah terhasut mempercayai Klobot, singkat cerita, esoknya warga pun berduyun-duyun mendatangi rumah Klobot, demi seekor bebek.

Di perjalanan ke rumah Klobot, mereka melewati pak Lurah, pamong praja dan sebagian warga yang sedang bergotong-royong membangun parit dan tanggul. Mereka mencemooh bahkan ada warga yang meludahi.

Kata mereka, pak Lurah dan pamong praja tidak becus, tidak pernah bertindak apapun ketika warga sedang kesulitan. Lurah pembohong, penipu dan sederet hinaan lain.

Mereka pun mengantre bebek dirumah Klobot, bebek yang tadinya kurang laku, menjadi laris manis, harganya naik terus, warga tetap antusias membeli karena rasa takut ancaman bencana oleh Dewata. Karena Klobot seorang usahawan, harganya pun terus merangkak naik.

Klobot untung besar. Bebeknya bukan cuma laris manis, tapi ludes des.

Sore hari, ketika hujan deras kembali melanda, warga mulai cemas. Khawatir akan rumahnya yang akan ambruk atau terendam air bah. Hujan cukup lama mendera, tapi hingga selepas Maghrib, tak tampak sedikitpun air bah masuk kerumah warga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline