Lihat ke Halaman Asli

Ryo Kusumo

TERVERIFIKASI

Profil Saya

Masih Layakkah Premium Dipertahankan?

Diperbarui: 7 November 2017   15:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: http://www.idpelago.com

Beberapa waktu lalu saya kedatangan seorang kawan lama di Doha dulu, yang sedang berlibur ke Indonesia atas hasutan saya dengan memastikan kondisi Indonesia 100% aman untuk dikunjungi. Satu orang berkebangsaan Oman dan satunya lagi berkebangsaan Inggris.

Mereka berdua adalah kali pertama datang ke Indonesia, banyak yang menarik dari mereka (saya ceritakan lain kali), tapi yang paling menggelitik bagi saya adalah kekagetan mereka ketika saya ajak isi bensin. Di POM bensin kita tertulis empat pilihan: Pertamax Plus, Pertamax, Pertalite dan Premium. Mereka pun bertanya arti ketiganya, saya jelaskan bahwa ketiganya dibedakan berdasarkan tingkat oktannya.

Mereka tidak kaget ketika saya jelaskan Pertamax Plus dan Pertamax, tapi wajah mereka berkerut heran ketika saya jelaskan oktan Pertalite yang tergolong RON (Researh Octane Number) 90. Padahal belum saya jelaskan tentang fenomena emak-emak naik motor matik lho.

"What? Kalian jual RON 90?"

"Iya, RON 90 masih okelah."

"Oke apanya dude, di sini (Jakarta-red) banyak sliweran mobil mewah, gak kehitung deh tadi saya liat beberapa jumlah Fortuner, Camry, Mercedes bahkan Wrangler, dan kalian masih jual RON 90?"

"Lha terus yang Premium itu jenis apa? Pertamax Turbo?" Si English nyambung.

"Enggak, Premium itu RON 88."

Mereka mendadak heran. Bukan apa-apa, kami di Qatar bekerja di pengolahan minyak, bahkan Si Oman bekerja sebagai operator pengolahan kilang, jadi dia sangat tahu proses dari mulai distilasi hingga blending. Jadi, ada alasan kuat kenapa dahi mereka berkerut heran. Heran karena pemerintah masih juga menjual bensin RON 88 yang kualitasnya jauh di bawah berbanding banyaknya mobil dan motor keluaran tahun 2005 ke atas yang bersliweran.

"Kalian ini kayak negara miskin aja."

"Ya memang masih banyak rakyat miskin, Bos"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline