Lihat ke Halaman Asli

Orang Buta Bermain Sepakbola

Diperbarui: 18 Agustus 2015   07:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepakbola. Olah raga yang paling digandrungi penonton di Indonesia, mungkin juga seluruh dunia. Kecuali Taiwan. Masyarakat di Taiwan. Jarang sekali orang Taiwan menonton atau bermain sepak bola. Bahkan lapangan sepak bola pun sangat jarang. Mereka libeh suka menonton dan bermain softball daripada sepak bola atau Soccer.

Tapi kali ini saya tidak akan menulis tentang sepak bola pada umumnya.

Di Bandung, di jalan Pajajaran, tepatnya di Yayasan Wiyata Guna, setiap tahun diadakan pertandingan sepak bola untuk orang-orang buta diadakan untuk memperingati hari kemerdekaan 17 Agustus.

Pertandingan yang dimulai setelah waktu salat ashar ini selalu dipadati oleh penonton dari masyarakat sekitar. Tujuan diadakannya pertandingan ini tidak hanya untuk melatih kepekaan mereka tetapi satu bukti semangat mereka memperingati/mengisi hari kemerdekaan tanah air tercinta, Indonesia. Bahkan para pemain ini sangat antusias dan bersemangat. Mereka begitu "menikmati" pertandingan ini meski sering kali terjadi hal-hal yang membuat penonton tertawa. Misalnya berebut bola dengan kawan kesebelasannya, atau salah menggiring bola. Bukanke arah gawang lawan tetapi ke gawang sendiri. Semangat yang membara membuat pemain yang sedang menggiring bola tak mau mendengar teriakan penonton atau panitia bahwa mereka salah arah serang. Jadi jangan heran bila sering terjadi gol bunuh diri.

Mungkin pembaca bertanya-tanya bagaimana mereka mengejar bola tanpa melihat?
Bola dalam pertandingan ini dipesan khusus. Bola diisi sesuatu agar saat ditendang dan bergerak dapat mengeluarkan bunyi.

Pembaca penasaran? Datanglah ke Bandung bila hari kemerdekaan Indonesia. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline