Lihat ke Halaman Asli

Rutan Makassar

Rumah Tahanan Negara Kelas I Makassar

Cetak Hafiz dari Balik Jeruji, Rutan Makassar Berkolaborasi dengan Mahasiswa Psikologi Lewat Program One Day One Ayat

Diperbarui: 27 Maret 2025   04:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Makassar --- Rutan Kelas I Makassar kembali menghadirkan inovasi pembinaan keagamaan bagi warga binaan pemasyarakatan.

Kali ini, program bertajuk "Menggali Potensi Kognitif Warga Binaan dalam Menghafal Al-Qur'an melalui Metode One Day One Ayat" resmi berjalan, bekerja sama dengan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar (UNM), Rabu (26/3).

Program ini dirancang untuk menggali potensi kognitif warga binaan, memanfaatkan daya ingat dan daya pikir mereka dalam menghafal Al-Qur'an.

Sebanyak 20 warga binaan yang merupakan pengurus Masjid Nurul Iman Rutan Kelas I Makassar terlibat langsung. Mereka juga berperan sebagai pengajar Dirosa bagi warga binaan lain di setiap blok yang belum bisa membaca dan menulis Al-Qur'an.

Kepala Rutan Kelas I Makassar, Jayadikusumah menegaskan bahwa program ini akan terus berlanjut. Setelah 20 peserta pertama, warga binaan lainnya akan diberi kesempatan untuk mengikuti kegiatan serupa.

"Insyaallah kegiatan ini berkelanjutan karena mahasiswa magang dari Fakultas Psikologi UNM akan berada di sini selama enam bulan. Kami akan terus merekrut warga binaan lain untuk ikut serta," ujar Jayadikusumah.

Ia berharap, program ini mampu membawa dampak positif dan menjadi bekal berharga bagi warga binaan ketika bebas nanti.

"Mudah-mudahan ini bermanfaat bagi mereka. Setidaknya, setelah keluar nanti, ada perubahan dalam diri mereka, dari yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu," tambahnya.

Selain "One Day One Ayat," warga binaan juga sudah lebih dulu mengikuti program Pendidikan Al-Qur'an Orang Dewasa (Dirosa).

Khusus di bulan Ramadan, Rutan Kelas I Makassar pun mengadakan berbagai kegiatan keagamaan, seperti pesantren kilat, kajian Ramadan, tadarus, dan Dirosa.

Bahkan, dalam pelaksanaan salat tarawih berjamaah, beberapa warga binaan kerap bertindak sebagai imam saat tidak ada ustaz yang datang, menurut Kepala Sub Seksi Bantuan Hukum dan Penyuluhan Rutan Makassar, Abd. Jalil.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline