Lihat ke Halaman Asli

Rustian Al Ansori

TERVERIFIKASI

Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Puisi | Kita Telah Dilahirkan Pagi

Diperbarui: 25 Juni 2019   20:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi pagi hari. (dokumentasi pribadi)

Kita telah dilahirkan pagi, dari rahimnya yang wangi seorang ibu pertiwi. Embun adalah air ketuban kehidupan yang telah menghidupkan kita menjadi anak-anak bangsa yang pantang menyerah. Kita telah di azankan Subuh yang mengantarkan kepada kehidupan baru. Subuh adalah ayah kita yang selalu membangunkan rindu. Rindu kepada-Nya, sebagai bayi yang lahir setiap pagi terasa haus ingin menyusui dari susu Ibu Pertiwi yang tak pernah lelah melayani.

Pagi adalah kekuatan, ketika matahari menyinari hingga mengenai sendi-sendi kehidupan yang mulai terganggu karena kepentingan. Karena matahari kita beranjak dari berbaring hingga berdiri, untuk meraih harapan yang telah menjadi mimpi bukan sekedar hayalan tanpa tepi.

Kita telah dilahirkan pagi, tanpa pembukaan. Tanpa rasa sakit Ibu Pertiwi. Tanpa ngeden berkepanjangan. Tanpa darah, tapi embun yang selalu membuat pagi basah. Karenanya jangan pernah ada lagi marah, apa lagi fitnah. Setiap pagi kita lahir, lepaslah tanpa beban bak air mengalir. 

Sungailiat, 25 Juni 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline