Lihat ke Halaman Asli

Rustian Al Ansori

TERVERIFIKASI

Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Puisi | Drama Rumput Hijau

Diperbarui: 15 Juli 2018   22:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam ini berakhirnya drama di rumput hijau. Setelah ramai menjadi  keributan hingga kacau. Dari pendukung setia hingga para pemasang taruhan. Dari kegembiraan hingga kesedihan. Dari kemenangan hingga kekalahan. Telah menjadi satu dalam permainan. Ada kepura-puraan. Ada pula kesungguhan. 

Pertemuan akhir mencari kemenangan. Mengalahkan lawan untuk sebuah kehormatan. Jutaan mata menyaksikan drama. Ketika lelaki Menendang bola. Ketika bola menggetarkan jala. Lelaki gembira. Sudah terbayang juara. 

Drama di rumput hijau. Jutaan orang memantau. Tatapan mata tak lepas. Ingin terus melihat hingga lawan terlibas. Drama yang selalu berakhir dengan kepastian. Kepastian mendapatkan kekalahan. Kepastian mendapatkan kemenangan. 

Pertandingan selesai. Drama pun usai. Kegembiraan bagi kemenangan. Kesedihan untuk kekalahan. 

Rumput hijau. Kembali Menghijau. Tak lagi diinjak. Menyisahkan jejak. Jejak para para pejuang. Jejak para pemenang. 

Sungailiat, 15 Juli 2018 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline