Oleh: Drs. RUSMAN, M.Pd.
Sekarang ini penerapan Diklat (Bimtek) di bidang pendidikan seringkali menggunakan teknik Micro Teaching. Misalnya dalam Bimbingan Teknis Kurikulum 2013. Sebagaimana kita ketahui bahwa Micro Teaching sebagai teknik melatih peserta diklat (para guru) diperagkan oleh guru model.
Micro Teaching sebagai teksik bermain peran (bermain sbagai sebagai guru) harus diterapkan dengan dilengkapi tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang.
Model Micro Teaching adalah suatu cara penguasaan teknik tertentu melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan peserta diklat. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan dengan memerankan diri seolah-olah sedang berada di ruang kelasnya bersama para siswanya. Permainan ini pada umumnya melibatkan lebih dari satu orang, dalam hal ini adalah para guru yang menjadi peserta diklat..
Pada dasarnya Micro teaching adalah suatu tindakan atau kegiatan latihan belajar-mengajar dalam situasi laboratoris. Dalam Micro Teaching peserta diklat dikondisikan pada situasi tertentu, yaitu dalam hal ini situasi pembelajaran. Selain itu, Micro Teaching sering kali dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas bersama dimana peserta diklat membayangkan dirinya seolah-olah berada di hadapan para siswanya.
Ciri-ciri pokok Micro Teaching, secara ideal ialah :
1. Jumlah subyek belajar sedikit sekitar 5-10 orang
2. Waktu mengajar terbatas sekitar 10 menit
3. Komponen mengajar yang dikembangkan terbatas
4. Sekadar real teaching
Mikro Teaching dimaksudkan untuk meningkatkan performance yang menyangkut keterampilan dalam mengajar atau latihan mengelola interaksi belajar mengajar. Sedang tujuannya adalah membekali calon guru sebelum sungguh-sungguh terjun ke sekolah tempat latihan praktek kependidikan untuk praktek mengajar..
Ada beberapa perbedaan micro teaching dan real teaching.
Micro teaching :
1. Dilaksanakan dalam kelas laboratorium
2. Sekadar trial teaching
3. Siswa 5 s/d 10 orang
4. Waktu sekitar 10 menit
5. Bahan terbatas
6. Ketrampilan yang dilatihkan meliputi semua teaching skill dalam porsi yang terbatas dan terpisah-pisah.
7. Dibutuhkan alat-alat laboratori agar dapat diperoleh suatu feedback yang obyektif.
Sedangkan Real Teaching :
1. Dilaksanakan dalam real class room
2. Merupakan real class room teaching
3. Siswa 30 s/d 40 orang
4. Waktu sekitar 45 menit
5. Bahan luas
6. Ketrampilan yang di demonstrasikan semua teaching skill dan terintegrasi
7. TIdak dilengkapi dengan alat-alat laboratori.
Pada metode bermain peranan, titik tumpuannya terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi.