Lihat ke Halaman Asli

Rumingkang Tumarima

KOPI PAHITPUN SELALU MENEMUKAN PENIKMATNYA

Dilema Regulasi Pemerintah Mengenai Cukai Rokok

Diperbarui: 11 September 2019   16:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tingginya angka kematian yang diakibatkan rokok menjadi masalah besar yang harus ditangani dengan hati-hati karena rokok bagi sebagian kalangan masyarakat kita sudah menjadi kebutuhan pokok. 

Kadang sudah biasa kita mendengar "lebih baik tidak makan dari pada tidak merokok" itulah dampak dari sudah kecanduannya masyarakat terhadap rokok tak salah apabila orang-orang terkaya di Republik ini core bisnisnya dari rokok mungkin begitu tergantungnya masyarakat kita terhadap rokok. 

Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah melalui departemen kesehatan untuk mengurai dampak negatif terhadap rokok dari mulai sosialisasi dimedia, tatap muka, pembatasan promosi dan cukai yang tinggi terhadap produk rokok dibangunnya zona-zona bebas roko dll, tetapi hasilnya kurang berdampak besar terhadap laju kematian yang diakibatkan penyakit penyakit akibat rokok.

Pertumbuhan usia muda yang sudah menjadi perokok dari usia sekolah awalnya hanya coba-coba lama-lama menjadi ketagihan dan kecanduan akibatnya permintaan rokok semakin lama semakin tinggi dan cendrung tak terkendali hal ini dimasyarakat bawah banyak sekali rokok rokok produk ilegal rokok-rokok tanpa cukai atau rokok produksi rumahan yang tak terdaftar dan tanpa cukai.

Tentunya ini membuat semakin kusutnya masalah masalah kenapa masih tingginya dampak dari rokok, regulasi pemerintah terhadap rokok mempunyai peranan yang besar terhapa naiknya konsumsi rokok.

Pemerintah menyadari keaadaan ini tetapi dihadapi dilema yang besar seperti serba salah salah mengambil kebijakan maka akibatnya akan membawa dampak yang sangat besar sehingga salah satu kebijakannya adalah dengan kebijakan soft dengan sosialisasi baik langsung maupun tidak langsung dan pencegahan terhadap bahaya rokok. 

Salah satunya dilemanya pemerintah adalah CUKAI ROKOK dimana cukai rokok menyumbang puluhan triliun terhadap pendapatan pemerintah dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi dan semakin membengkatknya defisit anggaran mendekati 3.5% dari GDP sehingga cukai merupakan sumber utama yang besar terhadap asusmsi makro dalam postur APBN.

Masih tingginya angka pengguran dan kemiskinan di tanah air tentunya menjadi tugas berat bagi pemerintah untuk mengentaskannya, lapangan kerja yang terbatas akaibat lesunya ekonomi menambah beban dalam mengatasi masalah ini. 

Salah satunya adalah industri rokok ada jutaan tenaga kerja yang terserap baik diperusahaan besar maupun kecil tentunya para pekerja ini menjadi tulang punggung keluarga dan mempunyai peranan yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi kita. 

Sehingga apabila kebijakan pemerintah salah atau merugikan terhadap rokok akan berdampak kepada jutaan tenaga kerja yang menggantukan hidupnya pada industri rokok, mulai dari petani tembakau, pengepul tembakau, pabrik rokok sampai saluran distribusi rokok. 

Sehingga mudah saja pemerintah untuk menurunkan konsumsi rokok salah satunya pembatasan volume produksi, dinaikan harga cukai sampai penjualan hanya ditoko toko tertuntu tapi yang akan terjadi imbasnya kepada perekonomian kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline