Lihat ke Halaman Asli

Kamus Properti: Slow Adjustment Market

Diperbarui: 20 Juni 2015   04:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berita Rumah.com RumahCom – Tidak seperti harga saham yang bergerak cepat, dimana turun naiknya harga cenderung bergerak sesuai rumor (berita positif dan negatif), harga properti cenderung bersifat lambat bereaksi terhadap kondisi-kondisi ekonomi. Hal ini membuat pasar properti lambat menyesuaikan dengan kondisi yang tengah terjadi di pasar (slow adjustment market). Sebagai contoh, ketika suku bunga BI rate ada di titik 7%, sementara tingkat inflasi 6% dan KPR 10%, banyak pembeli properti yang menyerbu pasar. Apabila kondisi itu terus berlangsung (umumnya terjadi hingga lima tahun), maka harga-harga properti akan naik dan akhirnya suku bunga mencapai titik tertinggi (misalnya BI rate 10%, KPR 16%, dan inflasi 12%). Pada kondisi ini akan banyak orang yang menunda pembelian properti. Tetapi hal ini tidak otomatis membuat harga properti turun. Meskipun demikian, apabila suku bunga terus bertahan di tingkat yang tertinggi, selama itu pula tingkat penjualan properti tidak akan bergerak. Masa-masa itu adalah masa penderitaan bagi para pengembang. Jadi, seorang investor harus melakukan investasi pada saat (timing) yang tepat. Apabila salah timing, misalnya ketika kondisi ekonomi sulit, maka si investor tidak akan mudah menyesuaikan posisi investasi miliknya. Anto Erawan Penulis adalah editor Rumah.com. Untuk berkomunikasi dengan penulis, Anda dapat mengirim email ke:antoerawan@rumah.com atau melalui Twitter: @AntoSeorang Foto: Anto Erawan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline