Lihat ke Halaman Asli

Rullysyah

Penulis

Untuk Apa Bayar Pajak?

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_147051" align="alignnone" width="300" caption="gambar google"][/caption]

Orang Bijak Taat Pajak. Itulah slogan yang digaung-gaungkan Dirjen Pajak RI. Himbauan yang tepat sebenarnya untuk seluruh warga-negara negeri ini. Tetapi bila dihubungkan dengan mentalitas pegawai pajak sendiri sungguh sangat ironi.

Lihatlah Gayus Tambunan. Dia hidup bagai Raja. Biar sudah didalam penjara Gayus masih leluasa plesir ke luar negeri, piknik ke Bali dan nonton pertandingan tenis dunia. Sangistri melahirkan masih bisa ditengok, ada yang ngajak bisnis di penjara sampai ketipu 4 Milyar juga masih bisa. Itu semua karena Gayus punya uang. Uang darimana? Ya uang dari rakyat. Rakyat yang mungkin bodoh yang niatnya untuk membayar pajak untuk membangun Negara tapi kenyataannya uang tersebut malah mampir ke kantong Gayus. Siapa yang salah kalau begitu?

Dirjen Pajak, Fuad Rahmany di kantor pusat Ditjen Pajak, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (6/12/2011) mengatakan, "Sebagian pegawai kami baik-baik. Kalau ada yang nakal itu oknum. Kita ingin kerjasama dengan aparat hukum untuk membersihkan oknum," Fuad tidak terima kalau para pegawainya dibilang doyan korupsi. Menurutnya sebagian besar pegawai pajak merupakan orang baik-baik.

Rupanya pak Fuad sedang lupa. Bahwa dimana-mana sebenarnya yang namanya penilaian itu datang dari orang lain. Yang membuat penilaian itu bukan diri sendiri melainkan orang lain. Jadi seharusnya pak Fuad mau dan bisa menerima penilaian tersebut untuk saat ini sehingga bisa dijadikan dasar perbaikan jajaran pegawainya ke depan.

Dan sebenarnya issue ini sudah ada sejak puluhan tahun dimana kebanyakan pegawai Pajak kita mayoritas suka bermain-main dengan setoran pajak.

Mudah-mudahan pak Fuad bisa mengambil langkah-langkah tepat untuk memperbaiki jajarannya sehingga jangan sampai ada pertanyaan dari rakyat seperti judul tulisan diatas.

Sumber : detik.com 7 des 11




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline