Lihat ke Halaman Asli

Rudi Ahmad Suryadi

Pembelajar Keislaman

Pembuka untuk Tafsir Al Quran bi Al Quran

Diperbarui: 5 Mei 2020   16:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Kitab Adhwa al-Bayan | Sumber: warisansalaf.wordpress.com

Adalah Syaikh Muhammad al-Amin Asy-Syanqithi, yang menulis kitab Adhwa' al-Bayan fi Idhah al-Qur'an bi al-Qur'an.  Kitab ini terbilang masyhur di kalangan pengkaji ilmu al-Qur'an dan tafsir terutama yang fokus pada tafsir bi al-ma'tsur.  

Corak tafsir ini menyajikan penafsiran al-Qur'an dengan al-Qur'an, al-Qur'an dengan hadis, dan al-Qur'an dengan pendapat sahabat. Salah seorang pemikir kontemporer, Abu Khalid Nashir bin Sa'id bin Saef menulis kitab yang mengkaji karya Asy-Syinqithi di atas, Mukhtar al-Bayan fi Taudhih Manhaj Tafsir Adhwa al-Bayan.

Dalam penelitiannya, Abu Khalid menyebut bahwa metode yang dikembangkan oleh Asy-Syinqithi adalah penafsiran al-Qur'an dengan al-Qur'an, al-Qur'an dengan hadis, al-Qur'an dengan pendapat sahabat, menjelaskan masalah ushul fikih, akidah, dan aspek kebahasaan.  

Corak metode ini yang dipegang oleh Asy-Syinqithi dalam memaparkan penafsiran setiap ayat.  Dalam menafsirkan al-Qur'an dengan al-Qur'an ini, Asy-Syinqithi menerapkan beberapa macam cara.   

Penjelasan penunjukkan kalimat al-Qur'an

Cara ini berkaitan dengan penyebutkan kalimat dalam al-Qur'an sesuai dengan apa yang dituturkan pada ayat. Seperti kata adh-dhalal dalam al-Qur'an ditunjukkan untuk tiga makna. 

Makna pertama adalah keluar dari jalan yang benar menuju jalan yang sesat, seperti pada QS. Al-Fatihah: 7." (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Makna kedua, kata adh-dhalal berarti hancur, tersembunyi, lenyap, seperti pada QS. As-Sajdah:10, "Dan mereka berkata, "Apakah apabila kami telah lenyap (hancur) di dalam tanah, kami akan berada dalam ciptaan yang baru?".  Makna ketiga, kata adh-dhalal ditunjukkan untuk makna keluar atau jauh dari pengetahuan yang hakikat, atau kebingungan,  seperti pada QS. Adh-Dhuha: 7. "dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk". B

ingung pada ayat ini adalah Kebingungan untuk mendapatkan kebenaran yang tidak bisa dicapai oleh akal. Lalu Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad saw.

Menerangkan ayat dengan ayat

Asy-Syinqithi menggunakan dua cara. Pertama, menjelaskan ayat dengan ayat. Kata al-anhar yang berarti "sungai-sungai" pada QS. Al-Baqarah:25, tidak dijelaskan apa itu sungai-sungai di surga? Allah Swt. menjelaskannya pada QS. Muhammad:15.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline