Lihat ke Halaman Asli

Ruang Education Academy

Komunitas Mahasiswa

Nilai-nilai Moderasi Beragama dalam Nahdlatul Wathan

Diperbarui: 17 Februari 2024   17:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nahdlatul Wathan adalah organisasi islam di indonesia yang didirikan pada tahun 1952. organisasi ini memiliki nilai-nilai moderasi beragama yang mendalam. Nahdlatul Wathan menganut paham islam yang inklusif, menghormati perbedaaan dan mendorong dialog antaragama. 

Dalam konteks moderasi beragama, nahdlatul wathan menekankan toleransi, perdamaian dan harmoni antara umat beragama. Mereka mempromosikan pemahaman islam yang seimbang, menjauhi ekstremisme, serta berupaya menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera. 

Nahdlatul wathan juga menekankan pentingnya pendidikan dan pembangunan sosial ekonomi sebagai bagian integral dari praktek keislaman. Dengan demikian, nilai-nilai moderasi dalam Nahdlatul Wathan tidak hanya mencakup aspek keagamaan, tetapi juga bersifat holistikuntuk memajukan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. 

Moderasi Beragama dalam Nahdlatul Wathan: Pilar Kebinekaan dan Keseimbangan

Nahdlatul Waathan sebagai organisasi islam di indonesia, telah menonjolkan konsep moderasi beragama sebagai landasan utama dalam menjalankan misinya. Moderasi beragama bukan hanya sekedar istilah, tetapi menjadi pilar penting yang membentuk identitas dan prinsip dasar organisasi ini.

1. Keseimbangan Antara Keislaman Dan Kebangsaan 

Sebagaimana bahwa, Almaghfurulah Maulana Syaikh Tuan Guru Kyai Haji Zainuddin Abdul Majid yang populer dipanggil dengan sebutan Maulana Syaikh oleh para murid dan Jamaahnya, adalah seorang ulama' karismatik yang telah banyak berkiprah dan berkonstribusi membantu pemerintah dalam upaya membangun dan menyinergikan agama dan negara. Baik dalam bidang, sosial dan dakwah islamiyah, khususnya didaerah lombok, NTB.

Kehadiran Almagfurulah Maulana Syaikh TGKH. Zainuddin Abdul Majid di bumi selaparang, Lombok-NTB tentunya telah memiliki posisi yang signifikan dalam wacana Keislaman, kesasakan dan keindonesiaan. Dan tidaklah kehadiran beliau itu, kita katakan terbatas dalam konteks dan wacana Ke-NW-an semata. Namun demikian, keberadaan NW disini adalah merupakan alat yang menjadi basis perjuangan agama, bangsa dan negara. 

Ketika kita menelusuri lagu-lagu perjuangan karya beliau minsalnya, pada dasarnya merupakan lagu yang memberikan semangat ruh perjuangan untuk agama dan bangsa yang bukan hanya untuk NW semata. Namun perjuangan untuk ummat dimana saja berada. Dalam hal ini salah satu potongan bait lagu, yang beliau susun mengatakan "Amaaluna Fauqon An-nujuum, Jihaaduna lil muslimin". Disamping itu juga kita bisa melihat wasiat renungan masa karya maulana syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid nomor 68. 

Hidupkan Iman Hidupkan Takwa 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline