Lihat ke Halaman Asli

Rahman Tunggal

Pria Suka Nulis

Menerka Kemungkinan di Balik Desah Rintih Para Tamu di Sebuah Hotel Melati

Diperbarui: 20 Juli 2018   23:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(bbc.com)

Dan seperti biasanya aku kembali ditugaskan untuk membimbing sebuah kelompok di sebuah perdesaan di pedalaman sebuah wilayah Pantura. Entah ke berapa kalinya aku menginjakkan kaki ke wilayah itu. Biasanya aku pulang pergi dalam sehari, namun waktu itu kesibukan membuatku harus memperpanjang urusan hingga terpaksa menginap. Maka diantarlah aku ke pinggiran kota di sore itu, ke sebuah hotel kelas melati.

Sedikit merogeh kocek, maka sebuah kamar 2 bed kamar mandi di dalam pun kuncinya sudah di tangan. Selonjoran sebentar , makan snack lalu mandi  dan kemudian berbaring berharap lelah terempaskan pikiran teristirahatkan...Dalam keadaan sudah setengah tidur tiba tiba suara itu pun menyelusup masuk ke telingaku..."ooouwh....oouuwh...ooouwh" sebuah suara yang identik muncul saat aktifitas seksual dilakukan.

Suara perempuan yang aku tak tau berapa kisaran umurnya itu tak juga berhenti ... ini suara orang bersenggama ... ini suara pasangan yang beradu cinta ... Dan suara-suara desah rintih itu mengundang khayalku , mencoba mengangankan apa yang dilakukan pasangan itu . Namun , lelahnya badan sisa kerja sepanjang hari tadi membuat segala suara itu tak membangkitkan hasrat seksualku walau kemudian suara itu lalu dilengkapi dengan suara benturan dipan ranjang ke tembok kamar. " garang sekali !" ucapku dalam hati.Dan di malam itu sampai esoknya kulihat hilir mudik pasangan keluar masuk kamar hotel. Nasibku harus melihat itu gara gara dana  dinas tak cukup untuk menginap di hotel berbintang yang sepertinya takkan se vulgar ini. Aku pun tiba pada pikiran tentang keadaan para pasangan itu. "Mereka pasangan suami istri" ucapku membatin.

Mungkin mereka ingin suasana baru untuk mengeksplorasi kenikmatan seksual atau menjelajah setiap inci tubuh pasangan dengan lebih leluasa. Mungkin mereka pasangan yang tinggal bersama mertua atau hanya mengontrak sekamar hingga tak memungkinkan leluasa melepas suara buangan birahi.

"Jangan naif" ucapku lagi dalam hati, bukankah seks bebas sudahlah membiasa di masyarakat kita , maka mengapa tak menghadirkan kemungkinan lain bahwa pasangan pasangan itu adalah pasangan liar alias pasangan kumpul kebo. "Hmm..baiklah" sebagai orang yang banyak baca aku pun mencoba menerka kemungkinan kemungkinannya.

Maka terkaanku mereka adalah pasangan selingkuh yang tak merasa cukup dengan keadaan pasangannya , pasangan selingkuh yang disakiti pasangannya dan berusaha mengobati diri dengan membenamkan kemaluan ke pasangan baru, muda mudi tolol yang mendefinisikan cinta adalah petting wa penetrasi , mudi mudi yang kikuk dengan budaya ribet yang nampak enggan merestui mereka naik pelaminan dengan mudah dan berbagai kemungkinan lain.

Menjelang jam 10 pagi akupun meninggalkan hotel itu tanpa perlu memperpanjang terkaan berbagai kemungkinan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline