Lihat ke Halaman Asli

Ronny Rachman Noor

TERVERIFIKASI

Geneticist

Kotaminasi Pestisida pada Madu Semakin Meluas

Diperbarui: 7 Oktober 2017   15:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu peneliti yang menelusuri jejak residu pestisida pada lebah. Photo: Guillaume Perret, ABC

Madu adalah merupakan salah satu bahan pangan yang menyehatkan karena disamping sebagai sumber energi, madu juga memiliki fungsi sebagai anti bakteri terutama jika dioleskan pada luka. Madu memang memiliki banyak fungsi walaupun banyak pengakuan tentang khasiat madu masih belum dibuktikan secara ilmiah (sumber 1).

Ada hal yang cukup mengejutkan dunia ketika hasil penelitian kontaminasi pestisida pada  madu dari seluruh dunia dipublikasikan di Jurnal Ilmiah bergengsi dunia Science pada tanggal 6 Oktober lalu (Sumber 2).

Berbagai jenis madu dari berbagai wilayah di dunia yang diteliti: Sumber: Blaise Mulhauser, ABC

Hasil penelitian ini mengungkap  bahwa dari 198 sampel madu yang diambil dari seluruh benua kecuali Antartika menunjukkan adanya jejak residu 5 senyawa pestisida neonicotinoid yang umum digunakan di bidang pertanian.

Jejak residu pestisida pada madu dari seluruh dunia. Sumber: Science

Madu dari Amerika Utara, Eropa dan Asia mengandung level pestisida yang tertinggi.  Walaupun level pestisida dalam madu yang beredar di seluruh dunia ini masih dalam batas aman bagi manusia (di bawah 1.8 0.56 nanogram per gram), namun hasil penelitian memberikan peringatan bagi kita semua bahwa pestisida yang ada di madu yang saat ini berbahaya dan berpengaruh pada koloni lebah madu, namun suatu saat nanti juga akan berbahaya bagi kesehatan manusia.

Pestisida neonicotinoid memang umum digunakan di dunia.  Jika residu pestisida ini menumpuk dalam tubuh manusia maka sudah dapat dipastikan akan berdampak buruk bagi kesehatan manusia.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 198 sampel madu yang dijual secara komersil dikirim dari seluruh dunia ternyata 75% diantaranya mengandung 1 sampai 5 macam senyawa neonicotinoid (acetamiprid, clothianidin, imidacloprid, thiacloprid, dan thiamethoxam). Sebanyak 45% sampel mengandung lebih dari 2 senyawa neonicotinoid, bahkan 10% dari sampel yang diuji mengandung 4-5 senyawa pestisida neonicotinoid.

Hasil penelitian ini memperkuat bukti bahwa sumber makanan lebah madu dari seluruh dunia  telah terkontaminasi dengan pestisida neonicotinoid.

Jejak penelusuran

Kecurigaan akan adanya pestisida dan bahan berbahaya lainnya di dalam madu dimulai sekitar 10 tahun yang lalu. Ketika itu seorang peternak lebih madu di Amerika mendapati sarang lebih peliharaannya tidak ada lebahnya (Sumber 3)

Pada tahun 2016 lalu misalnya populasi lebah madu yang dipelihara di Amerika berkurang sebanyak 28%. Sejak itu penurunan populasi lebah madu di seluruh dunia semakin meluas. 

Salah satu penyebab menurunnya secara drastis populasi lebah ini adalah dugaan terkontaminasinya sumber makanan lebah dengan pestisida yang menyebabkan kematian lebah madu.

Thiamethoxam salah satu senyawa neonicotinoid  yang paling umum ditemukan pada madu yang berasal dari wilayah Oceania.  Senyawa pestisida ini memang telah dilarang digunakan di wilayah uni Eropa sejak tahun 2013 lalu karena diduga sebagai salah satu penyebab menurunnya populasi lebah madu di Eropa.

Kandungan pestisida neonicotinoid yang ditemukan pada madu bervariasi dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Wilayah yang paling tinggi kontaminasinya adalah wilayah Amerika Utara yaitu mencapai 85% yang diikuti dengan Asia (80%), Eropa (79%) dan Amerika Selatan (57%).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline