Lihat ke Halaman Asli

Roy Soselisa

Sinau inggih punika Ndedonga

Mengasah Kecerdasan Naturalis Buah Hati

Diperbarui: 14 Juli 2019   12:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lokasi Pengambilan Foto: Batu Flower Garden (Jumat, 28 Juni 2019) - dokpri

Sejak sang buah hati belum bisa merangkak, kami sering membawanya untuk berjemur di sebuah taman yang terletak pada kawasan pesisir bagian timur dari Kota Surabaya. Terlebih saat sang buah hati mulai bisa merangkak, kami makin sering membawanya untuk belajar berjalan di sebuah taman yang memiliki kombinasi hamparan rumput yang hijau dan berlantai keramik yang memiliki ukuran cukup luas (goo.gl/WrRSBE).

Kami melakukan tindakan tersebut tentu bukan tanpa alasan, kami melakukannya berdasarkan pengamatan pada buah hati yang cenderung menyukai alam terbuka. Setiap kali kami membawanya ke alam terbuka, buah hati selalu tampak kegirangan. Tak jarang pula kegirangannya ditampakan dengan antusias mengambili batang pohon kering yang berjatuhan di taman, serta mengambili kulit kerang kupas yang banyak bertebaran di tepian pantai untuk dibawa pulang ke rumah sebagai koleksinya.

Selain memiliki perhatian terhadap alam terbuka, buah hati kami pun memiliki perhatian terhadap binatang. Saat berada di rumah Opa Omanya, buah hati sering menghabiskan waktu di dekat akuarium yang berisikan ikan hias. Perhatiannya terhadap binatang tak berhenti hanya sampai di situ, saat ada anak-anak yang menjala ikan di selokan dekat kediaman kami, buah hati dengan antusias menyaksikannya.

Mamanya pun pernah membeli ikan hasil tangkapan anak-anak itu atas permintaan buah hati untuk dipelihara di rumah---motivasi lain kala itu ingin mengajarkan pada buah tentang berbagi (uang jajan) dengan sesama, serta menghargai sesama yang telah berusaha (menjala ikan).

Perhatian sang buah hati terhadap alam terbuka dan binatang terbawa pula pada pilihan tontonan film animasi, buah hati kami akan lebih memilih untuk menaruh perhatian pada animasi-animasi yang menampilkan alam terbuka dan binatang, seperti kisah persahabatan antara seorang gadis kecil dengan beruang besar, kisah dua bocah kembar yang sehari-hari sering menghabiskan waktu untuk bermain di alam terbuka, dan film animasi lain yang serupa.

Analisis sederhana kami bagi buah hati yang memiliki perhatian terhadap alam terbuka dan binatang ini menunjukan bahwa sang buah hati memiliki potensi kecerdasan naturalis. Berdasarkan dari analisis sederhana yang kami miliki ini, telah mendorong kami pula untuk memutuskan tujuan libur lebaran (bit.ly/2RvlCok) dan libur sekolah (bit.ly/2X9qLDP) yang lalu dengan menghabiskan waktu bersama buah hati di alam terbuka dan berada dekat dengan berbagai jenis binatang.

Keputusan untuk menentukan tujuan liburan ini tentu bukan tanpa alasan, alasan yang utama yaitu untuk mengasah potensi kecerdasan naturalis yang dimiliki oleh buah hati. 

Tak cukup hanya dengan membiarkan begitu saja, kemudian mengharapkan buah hati akan memiliki kecerdasan naturalis yang memiliki peran besar dalam kehidupan, melainkan harus mengasah setiap potensi yang dimiliki dengan memberikan buah hati pengalaman secara langsung, serta pengetahuan mengenai alam (terbuka) dan binatang.

Teristimewa melalui potensi kecerdasan naturalis yang kami harapkan akan terus berkembang itu, buah hati kami kelak mampu menjadi bagian dari jawaban tentang permasalahan pemanasan global dan kerusakan ekologi yang makin parah hingga mengancam masa depan bumi, bukan malah menjadi bagian dari sumber permasalahan. Dengan berjuang mengasah kecerdasan naturalis yang dimiliki oleh buah hati, maka secara tidak langsung telah berjuang untuk masa depan bumi.

Kota Surabaya, 14 Juli 2019

RAS




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline