Lihat ke Halaman Asli

Rosidin Karidi

TERVERIFIKASI

Orang Biasa

4 Kriteria Pengemudi "Ojeg Online" Layak Dapat Bintang Lima

Diperbarui: 1 Maret 2019   20:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejumlah pengemudi Ojeg Online tengah menunggu penumpang | dokpri

Pernah pakai jasa transportasi "Ojeg Online"? Iya, transportasi ini bisa dinikmati hampir di seluruh kota Indonesia. Layanan jasa ini hadir, seakan memberikan legal bagi ojeg pangkalan, membuka lapangan kerja yang tidak sedikit. Menjadi solusi kebutuhan transportasi jarak pendek nan cepat dan praktis.

Kita sebagai penumpang, semakin dimanjakan. Duduk manis sembari sruput kopi, tinggal klik aplikasi, tetapkan tujuan, ojeg pun datang tepat depan rumah. Sistem bayar non tunai, semakin berikan kenyamanan pelayanan.

Diakhir perjalanan, lewat aplikasi penumpang diminta menilai atas layanan yang baru saja diterima. Pemberian nilai diterjemahkan banyaknya jumlah bintang. Ada lima bintang disediakan. Semakin banyak dimaknai pelayanan semakin bagus. Penumpang tinggal klik dan kirim.

Penulis mungkin sama seperti penumpang lainnya kala berikan bintang, tanpa pikir panjang. Meski sedekah gratis, mulai sekarang ada baiknya siapkan kriteria kapan saatnya mereka layak dapatkan bintang lima. Langkah ini semoga menjaga kualitas layanan untuk kita sebagai penumpang dan mereka selaku pengemudi. 

Mengapa ini penting. Seiring waktu, sebagian besar pengemudi mulai abai dengan kenyamanan dan keamanan penumpang. Bukan salah pengemudi semata, penumpang pun ikut andil bentuk kondisi seperti itu. 

Awalnya pengemudi "gojek online" senantiasa tawarkan masker dan pelindung rambut. Pelindung kepala dan jaket berlogo perusahaan pun sudah jadi identitas wajib bagi mereka. Kendaraan sesuai dalam aplikasi. Foto pengemudi persis sama aslinya.

Tapi kini telah terjadi pergeseran besar. Boleh dibilang sudah jarang ada pengemudi tawarkan masker dan pelindung rambut. Helm dan jaket identitas, sudah mulai ditinggalkan. Pengemudi cenderung lebih nyaman dengan helm tanpa identitas. Begitu pula jaket, masih ditemukan tanpa identitas perusahaan.

Kala semua indikator itu mulai bergeser, maka penumpang harus menempatkan diri sebagai konsumen cerdas. Pemberian bintang, satu-satunya hak penumpang mesti dilakukan secara ketat. Tidak asal-asalan. Bintang lima harus "dibayar mahal" oleh pengemudi.

Pengemudi harus menghadirkan sesuatu lebih dari standar minimal perusahaan. Karena dampaknya cukup besar bagi mereka bergelar "bintang lima". Jadi menurut penulis, setidaknya ada empat indikator penilaian pasca layanan.

Responsif dan ramah

Namanya juga penumpang, tidak punya harapan muluk. Namun setidaknya saat order nyamber, langsung ada respon dari pengemudi. Tidak dibiarkan tanpa kepastian. Kalaupun tidak duluan, sebisa mungkin merespon komunikasi dari penumpang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline