Lihat ke Halaman Asli

Rosidin Karidi

TERVERIFIKASI

Orang Biasa

Geliat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Cetak Generasi Emas

Diperbarui: 2 Mei 2018   08:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.fostergordon.com

Mau kuliah? Seringnya yang ada dalam benak adik-adik jelang lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) hanya tertuju pada lima perguruan tinggi teratas. Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gajah Mada, Institut Pertanian Bogor atau Institut Teknologi Surabaya.

Namun itu dulu... Kini peta pendidikan tinggi mulai mengalami pergeseran. Tidak lagi didominasi perguruan tinggi di bawah naungan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Sejumlah Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di bawah naungan Kementerian Agama, secara kualitas tidak lagi kalah dari mereka. Dari segi kuantitas pun bertambah cukup signifikan, lembaga maupun jumlah mahasiswa.

Hal ini terverifikasi dari tingginya minat lulusan SMA dan MA masuk PTKIN. Baru saja mereka menggelar seleksi dari jalur prestasi. Siswa yang dinilai memiliki prestasi akademik, diberikan kesempatan masuk PTKIN tanpa tes ujian. Dari 218.449 siswa pendaftar, hanya 88.783 dinyatakan lulus dan diterima sebagai calon mahasiswa baru. Satu banding tiga.

Beberapa PTKIN yang menjadi unggulan saat ini adalah UIN Jakarta, UIN Yogyakarta, UIN Surabaya, UIN Malang dan UIN Bandung. Secara keseluruhan sudah ada 57 PTKIN tersebar di setiap provinsi. Sementara swasta, ada lebih dari 700 lembaga dengan berbagai disiplin ilmu keagamaan.

Berikutnya beberapa bukti tingginya peminat masuk program studi favorit di PTKIN. Pertama ada prodi Perbankan Syariah UIN Jakarta, hanya menerima 56 mahasiswa dari 11.326 peminat. Deretan berikutnya ada Perbankan Syariah UIN Yogyakarta, Ekonomi Syariah UIN Jakarta, Perbankan Syariah UIN Malang, dan Manajemen Keuangan Syariah UIN Bandung.

Mereka tidak hanya menyisihkan ribuan, tapi puluhan ribu calon mahasiswa untuk dididik menjadi generasi emas beberapa tahun mendatang. Itulah beberapa bukti yang terpapar dihadapan kita saat ini. Betapa PTKIN kini bukan lagi pendidikan alternatif, tapi sudah menjadi pilihan, bahkan prioritas. 

Rupanya disiplin Ilmu Syariah begitu menggoda para calon mahasiswa. Ini tentu perkembangan positif. Disaat Pemerintah terus mendorong pengelolaan keuangan dan berbagai sektor secara syariah, PTKIN sudah memberikan jawaban. Hampir seluruh PTKIN membuka program studi berbasis ilmu-ilmu syariah.

Awal keberadaan PTKIN di Indonesia sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perguruan tinggi umum. UIN Yogyakarta sebagai PTKIN tertua di Indonesia telah dirintis sejak akhir tahun 1950, setelah penegerian Fakultas Agama dari Universitas Islam Indonesia (UII). Fakultas ini kemudian diresmikan menjadi PTAIN tahun 1951. Sementara di Jakarta berdiri Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) tahun 1957, yang merupakan cikal bakal UIN Jakarta.

Kini PTKIN terus berbenah dan berkembang. Setidaknya telah ada 16 PTKIN berbentuk Universitas, 32 institut dan sisanya sekolah tinggi. Beberapa diantaranya telah memproklamirkan dirinya sebagai World-Class University di bidang Islamic Studies dan Riset University. Siap mencetak generasi unggul, berakhlak mulia dan berdaya saing dengan jebolan perguruan tinggi dunia.

Selamat Hari Pendidikan Nasional.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline