Lihat ke Halaman Asli

Ronald Wan

TERVERIFIKASI

Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Masa Depan Whatsapp Setelah Ditinggal Pendirinya

Diperbarui: 9 Mei 2018   12:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.androidpit.com

Zaman dahulu orang berkomunikasi secara lisan, kemudian digantikan dengan komunikasi menggunakan surat. Telegram ditemukan, pesan bisa lebih cepat disampaikan namun terbatas jumlah karakternya.

Telepon mengembalikan kejayaan budaya lisan dengan memudahkan orang berkomunikasi tanpa harus bertemu. Tetapi komunikasi melalui surat tidaklah berkurang.

Telepon seluler berkembang, menambah mudah cara berkomunikasi. Ditambah dengan SMS yang mengurangi bisnis kartu ucapan.

Indonesia mulai tergila-gila dengan Blacberry terutama karena BBM. Dimana jika di zaman SMS jumlah karakter terbatas dan biayanya cukup mahal. BBM sepuasnya bisa digunakan hanya dengan membayar biaya bulanan tertentu tanpa batasan.

Kekurangan BBM pada awalnya adalah tidak kompatibel dengan sistem operasi ponsel lain, seperti IOS dan Android. Whatsapp adalah salah satu yang pertama layanan chating yang bisa digunakan antar sistem operasi.

Bukan hanya itu, jika BBM mengharuskan kita bertukar PIN (yang menurut saya sebenarnya baik untuk menjaga privasi). Whatsapp tidak, cukup dengan tahu nomor ponsel lawan bicara. Maka secara otomatis akan terhubung, tidak peduli lawan bicara menggunakan ponsel berbasis IOS, Windows Phone, Blackberry ataupun Android.

Hal ini menyebabkan pengguna aktif Whatsapp sudah mencapai 1,5 miliar orang dengan jumlah pesan yang terkirim 65 miliar per hari. Per hari bukan minggu ataupun tahun.

Ketika 4 tahun yang lalu Facebook membeli Whatsapp, jumlah pesan yang dikirim per harinya hanya sekitar satu pertiganya saja. Tetapi itu tidak menghalangi Facebook untuk melakukan akuisisi senilai US$ 19 milar.

Dengan nilai akuisisi yang sebegitu besar maka balik ke pertanyaan yang berlaku di perusahaan teknologi "How to monetize this?"

Jan Koum pendiri Whatsapp pada awalnya akan menarik biaya sewa kepada para penggunanya. Jika para pembaca masih ingat, dulu setahun pertama masih gratis menggunakan Whatsapp. Namun tahun berikutnya akan ada biaya sebesar US$ 1 per tahun.

Setelah diambil alih oleh Facebook, pesan bahwa Whatsapp akan menarik biaya hilang begitu saja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline