Lihat ke Halaman Asli

Rohmadin

Bocah Ndeso Seneng Sinau

[Debat Capres] Menyerang Personal, Strategi Meningkatkan Elektabilitas atau Ada Agenda Lain?

Diperbarui: 8 Januari 2024   07:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Debat Capres belakangan ini menjadi sorotan utama dengan pola perdebatan yang lebih menonjolkan serangan personal ketimbang fokus pada esensi visi misi calon presiden. Dalam serangkaian debat terkini, kita menyaksikan sebuah pertarungan verbal yang lebih menekankan pada kontroversi pribadi lawan politik daripada mendalam ke isu-isu mendasar yang sedang dihadapi masyarakat. Pertanyaan-pertanyaan pun muncul, membuka ruang diskusi seputar apakah strategi ini hanya sekadar trik untuk mendongkrak elektabilitas, ataukah terdapat agenda tersembunyi di balik serangan personal tersebut.

Dalam pandangan analisis, terlihat jelas bahwa kandidat cenderung terperangkap dalam dinamika serangan personal yang menciptakan efek dramatis dan kontroversial. Meskipun mampu memikat perhatian publik dengan cepat, kecenderungan ini menimbulkan kekhawatiran terhadap kekosongan informasi mengenai rencana dan program yang akan dijalankan oleh calon presiden jika terpilih. Pengamatan ini memberikan landasan bagi diskusi lebih lanjut mengenai sejauh mana penekanan pada serangan personal dapat menggantikan pembahasan substantif yang mendasar dalam arena politik.

Dalam konteks ini, penting bagi masyarakat untuk menggali lebih dalam dan memahami bagaimana pendekatan serangan personal ini mungkin berdampak pada proses pemilihan umum dan pembentukan opini publik. Dengan pertarungan politik yang semakin intens, evaluasi kritis terhadap strategi kampanye para calon menjadi esensial untuk memastikan bahwa keputusan politik diambil berdasarkan informasi yang jelas dan substansial.

Ada pandangan yang berbeda terkait dengan strategi menyerang personal dalam konteks debat Capres. Beberapa pihak berpendapat bahwa pendekatan ini mungkin menjadi trik untuk meningkatkan elektabilitas, terutama di era media sosial yang cenderung memperbesar kontroversi dan mendapat perhatian publik lebih besar. Dalam kerangka ini, serangan personal dianggap sebagai langkah yang dapat menciptakan sensasi dan ikut membentuk narasi politik yang lebih menarik.

Di sisi lain, banyak pihak yang berpendapat bahwa fokus pada serangan personal dapat mengaburkan esensi sejati dari kontestasi politik. Seharusnya, perbandingan visi dan misi antara calon seharusnya menjadi fokus utama dalam perdebatan politik. Pemikiran ini menyoroti kebutuhan akan diskursus politik yang lebih substansial, di mana pemilih dapat membuat keputusan berdasarkan pemahaman mendalam terkait rencana dan komitmen calon presiden dalam menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi oleh negara. Sehingga, sementara serangan personal mungkin dapat meningkatkan eksposur, pertanyaan etis dan keefektifan strategi ini dalam membentuk pemahaman yang mendalam menjadi pokok pembahasan yang krusial.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline