Lihat ke Halaman Asli

Rofinus D Kaleka

TERVERIFIKASI

Orang Sumba. Nusa Sandalwood. Salah 1 dari 33 Pulau Terindah di Dunia. Dinobatkan oleh Majalah Focus Jerman 2018

Pariwisata Bahari Rote Ndao, Indah Kata Indah Rupa

Diperbarui: 28 April 2019   02:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokumentasi Pribadi

Rote, dalam mata angin Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), adalah pulau terselatan. Kini disebut juga pulau terluar NKRI dan terdepan menghadap ke sisi utara Australia.

Lebih dari satu dekade yang lalu, Rote bersama pulau kecil Ndao yang berpenghuni, telah mekar dari Kabupaten Kupang menjadi Daerah Otonom Baru (DOB) dengan nama Rote Ndao. Masih ada satu pulau yang cukup besar juga yang masuk dalam DOB ini yaitu Ndana. Pulau ini belum dihuni oleh penduduk, kecuali rusa dan satgas keamanan perbatasan. Juga ada pulau-pulau kecil atau batu-batu besar yang tidak bisa dihuni. Salah satunya adalah pulau Herdiana.

Salah satu dari 22 kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur ini, terkenal bukan hanya karena sebagai wilayah terselatan dan melahirkan banyak orang hebat yang berkiprah di tingkat nasional seperti Prof. Ir. Herman Johanes dan Adrianus Moy, akan tetapi juga terkenal dengan pesona wisata baharinya yang eksotis.

Jarak Rote dari Kupang sesungguhnya tidak jauh dan cukup mudah untuk menuju ke sana. Bisa dicapai dengan kapal cepat sekitar 2 jam dan ferry sekitar 4 jam dari pelabuhan laut Tenau menuju Ba'a. Bisa juga menggunakan pesawat udara dari El Tari menuju Ba'a dengan waktu tempuh sekitar 25 menit.

Meski selama ini sering ke Kupang, saya pribadi sebagai warga NTT, belum pernah ke Rote Ndao. Bukan tidak bercita-cita ke sana, namun karena belum ada kesempatan saja.

Foto: Dokumentasi Pribadi

Menginjakkan Kaki untuk Pertama Kalinya

Informasi dan foto-foto yang diunggah oleh teman-teman komunitas Humas NTT yang sedang ada di Rote sejak 23 April 2019, menggugah saya untuk segera ke sana. Bertepatan sedang ada di Kupang, maka saya bersama teman saya Frans Ngara memutuskan ke Rote.

Pagi, kamis 25 April 2019, pukul 07.30 Wita, kami sudah di Dermaga Tenau. Disini kami bertemu dengan dua teman yaitu Yulens dan Dina. Kami sama-sama punya tujuan yang sama.

Rencana kami menggunakan Kapal Cepat "Express Bahari". Namun saat sedang antre untuk membeli tiket, petugas mengumumkan bahwa kapal cepat tidak bisa berlayar hari itu karena angin dan ombak tidak bersahabat untuk pelayaran. Dengan perasaan kecewa kami berempat kembali ke hotel.

Foto: Dokumentasi Pribadi

Namun niat kami untuk ke Rote sudah bulat. Oleh karena itu, Jumat pagi, 26 April, kami berangkat lagi ke Dermaga Tenau. Puji Tuhan, Express Bahari jadi berlayar. Kami membeli tiket kelas ekonomi dengan harga Rp. 132.000,-.

Sekitar pukul 09.00 Wita, Express Bahari berwarna Kuning mengangkat sauh dan bergegas berlayar meninggalkan Tenau. Tentu saja perasaan kami saat itu sangat gembira, sambil terus berdoa agar tidak ada halangan angin kencang dan ombak yang tinggi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline