Lihat ke Halaman Asli

Robbi Gandamana

TERVERIFIKASI

Ilustrator

Kenapa Hari Seni Rupa Perlu Ada? (Hari Seni Rupa Banyuwangi)

Diperbarui: 12 Desember 2022   15:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto : Ramada Kusuma

Baru tahu, ternyata ada Hari Seni Rupa di Banyuwangi. Menurutku ini lebih oke dibandingkan Hari Bapak, Hari Ibu, Hari Anak, Ponakan, Om, Tante dan seterusnya. Urusan kasih sayang pada ibu atau bapak kok dibikin hari peringatan. Kalau itu sih harusnya tiap hari.

Hari Seni Rupa Banyuwangi (HSRB) yang pertama kali diadakan ini ditetapkan tanggal 10 Desember. Kurang tahu kenapa kok tanggal 10. ---nek tanggal 25 bareng karo Natal. Kiro-kiro ngono, aku gak eruh---.

Perayaannya digelar pada hari Sabtu (10/12/2022) di Yayasan Langgar Art, Perumahan Griya Wiyata, Kelurahan Tukang Kayu.

Tentu saja acaranya nggak cuman makan-makan dan tiup lilin. Iku lak raimu. Tapi dengan sejumlah kegiatan yang menarik minat masyarakat akan seni rupa dan atau menambah gairah perupa dalam berkarya. Pada akhirnya diharapkan dapat memajukan seni rupa di Banyuwangi, bahkan Indonesia.

Salah satunya adalah melukis on the spot dikanvas 3X8 meter oleh para seniman Banyuwangi. Diawali dengan torehan kuas Kapolresta Banyuwangi, Kombespol Deddy Foury Millewa. Wasyik iki, jarang ada polisi ngelukis. Berarti gak salah koncoku mbiyen, lulusan IKIP jurusan seni rupa kepingin dadi Polisi.

Yang wasyik acara ini melibatkan siswa SMP dan SMA, mereka diikutkan workshop dan Live Art Painting Competition. Karena tema tahun pertama Hari Seni Rupa Banyuwangi ini, kata Imam Maskun, adalah regenerasi perupa. Mereka yang bakal melanjutkan kiprah seni rupa di Banyuwangi.

Foto : Ramada Kusuma

Bakat seni harusnya memang diasah sejak dini. Ada banyak orang telat belajar nggambar, padahal dia punya bakat itu. Jangan dipikir mahasiswa seni rupa itu pasti pandai menggambar. Ada yang nggambar jari jadinya wortel. Bahkan ono sing nggambar gitar dadine duren.

Tapi kadang bakat seni seorang anak itu dijegal oleh orang tuanya sendiri. Ada banyak cerita seorang teman yang punya bakat seni, mereka dilarang masuk jurusan seni oleh ortunya. Dipaksa ke jurusan ekonomi atau yang lain, yang pikirnya bisa membuat anaknya bahagia (secara materi) di kemudian hari. "Lapo kuliah ngelukis, nang Bali wis akeh pelukis.."

Setelah lulus kuliah bisa jadi anaknya kaya secara materi, tapi jiwanya kering. Karena memperkosa bahkan membunuh sesuatu yang harusnya jadi jati dirinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline