Lihat ke Halaman Asli

Robbi Gandamana

TERVERIFIKASI

Ilustrator

Sudahlah Jangan lebay, MSG Bukan Racun!

Diperbarui: 9 Mei 2016   19:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi

Sebelum lebih jauh membahas soal penyedap rasa atau istilah kerennya MSG, saya kasih tahu bahwa saya bukan karyawan BPOM atau ahli gizi. Paham saya soal MSG sama sekali nggak mendalam. Lagian buat apa mempelajarinya sampai detail, saya nggak sedang membuat skripsi.

Karena itu saya nggak terlalu mengulas MSG-nya, tapi lebih condong pada konsumennya yang terperosok ke dalam mitos yang nggak jelas tentang MSG. Soal aman atau tidak, itu tergantung dari kapasitas tubuh ente.  Apa pun yang dikomsumsi berlebihan akan jadi penyakit. Nasi pun kalau dikomsumsi berlebihan bisa bikin diabetes.

MSG Itu Baik!

MSG berawal dari penelitian Prof. Kikunae Ikeda (1908) dan diproduksi secara komersil oleh Zusuki bersaudara di Jepang dengan merk Ajinomoto (1909).  Masyarakat kita mengenal MSG sebagai Micin atau Vetsin walaupun merknya Ajinomoto, Sasa, Royco atau Masako. Maklum wong Jowo.

Sejak jaman sepur klutuk, MSG dipakai masyarakat kita sebagai penyedap rasa. Dan selama itu MSG aman-aman saja. Kalau MSG itu bikin gemuk ya wajar saja, karena makanan jadi tambah enak, akhirnya makannya berlebih. Jadi bukan MSG-nya tapi karena orangnya yang nggak kontrol. Rakus sihh..

Ada juga mitos yang menyatakan bahwa MSG adalah biang kerok dari kebodohan anak. Bahwa anak yang kebanyakan mengomsumsi Vetsin jadi gemblung permanen. Oalaa, pusat MSG di Jepang, tapi yang jadi gemblung kok orang Indonesia? Ini yang salah MSG-nya atau orangnya?

Pada dasarnya MSG diciptakan untuk membantu penyerapan nutrisi makanan secara maksimal oleh tubuh. Badan-badan kesehatan dunia atau Amerika, Komunitas Kesehatan Eropa, dan BPOM pun mengamini. Jadi kalau ente gemblung itu bukan karena vetsin tapi mergo utekmu metel!

Vetsin juga dituduh penyebab orang tak berumur panjang. What a stupid!  Umur panjang atau tidak itu urusan Tuhan, bukan karena Vetsin atau MSG.

Kalau orang pelosok desa jadul bisa berumur panjang, bukan karena tak pernah mengomsumsi MSG. Banyak faktor yang menentukan. Salah satunya karena pikiran mereka lebih fresh, nggak mikir berat-berat. Nggak terikat oleh kekakuan-kekakuan dalam rutinitas sehari-hari.

Bandingkan dengan orang kota yang tiap hari stress terjebak macet, kerjaan numpuk, cicilan motor nunggak, selingkuhan hamil, mikir harus ganti gadget yang terbaru dan sebagainya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline