Lihat ke Halaman Asli

Rizqy Aditya

Mahasiswa

Mahasiswa KKN-T IPB Mensosialisasikan dan Mendemonstrasikan Eco-Enzyme

Diperbarui: 12 Agustus 2022   21:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Bersama Kelompok Tani Kampung Cipancar 1/dokpri

Subang -- Eco-Enzyme merupakan larutan zat organik kompleks yang diproduksi dari proses fermentasi sisa bahan organik buah dan sayur, gula, serta air. Larutan eco-enzyme memiliki banyak kegunaan di antaranya sebagai pupuk organik tanaman, larutan pembersih pakaian, sabun, larutan pembersih piring, larutan pembersih kamar mandi, dan masih banyak lagi. 

Eco-Enzyme dapat digunakan setelah melewati masa fermentasi kurang lebih selama 3 bulan. Eco-Enzyme yang siap digunakan akan berwarna coklat gelap dan memiliki aroma yang asam yang kuat.

Desa Cipancar merupakan salah satu desa di Kabupaten Subang yang terletak di dataran tinggi dengan memiliki lahan pertanian cukup luas. Sebagian besar komoditas yang ditanam di Desa Cipancar adalah padi, cengkeh, pisang, dan lain sebagainya. 

Namun, tingginya potensi produksi pangan di Desa tersebut belum diiringi dengan konsep pertanian berkelanjutan,  penggunaan bahan-bahan kimia untuk pertanian masih banyak digunakan. Ketergantungan petani dalam menggunakan pupuk dan pestisida kimia dapat menyebabkan

kerusakan dan degradasi lahan pertanian. Kondisi ini jika dibiarkan dalam jangka waktu yang lama, dapat menyebabkan produktivitas pertanian semakin menurun.

Mahasiswa KKN-T IPB University (yang dikoordinasikan oleh M. Fakhri Ihsan) melaksanakan kegiatan sosialisasi pentingnya penggunaan eco-enzyme serta mendemonstrasikan pembuatan eco-enzyme kepada kelompok tani Dusun Cipancar I dan Dusun Babakan Tisuk, Desa Cipancar. 

Kegiatan ini bertujuan untuk membantu untuk mendukung keberlanjutan pertanian dan ketahanan pangan. Selain itu, mahasiswi KKN-T IPB juga membagikan eco-enzyme yang sudah dikemas dalam botol sebagai sampel kepada para petani yang hadir dalam kegiatan tersebut.

"Terima kasih ilmunya, yang ditinggal disini akan bapak rawat sampai 3 bulan dan bapak manfaatkan. Udah ada beberapa yg nanyain ke bapak, yang bapak ingat ilmunya insyaa Allah bapak bagikan ke masyarakat petani disini" ujar Pak Kusnaedi selaku Ketua Kelompok Tani Kampung Cipancar 1.

Sebagaimana kita ketahui bahwa sektor pertanian sangat erat kaitannya dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) poin 15 yaitu perlindungan ekosistem daratan, sehingga keberlanjutan pertanian merupakan hal yang perlu diperhatikan. 

Akhir kata, diharapkan seluruh petani dapat mengurangi pemakaian bahan kimia dan beralih menggunakan eco-enzyme yang lebih ramah lingkungan untuk mendukung ketahanan pangan nasional.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline