Lihat ke Halaman Asli

Keindahan Pulau Dewata dari Ujung Barat hingga Ujung Timur

Diperbarui: 9 Januari 2018   19:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Arsip pribadi

Pergi ke Bali adalah impian semua orang. Siapa yang tidak kenal Bali. Salah satu destinasi wisata yang paling favorit dan sudah punya nama di dunia ini memang sangat menggoda. Seperti sebuah gitar spanyol yang aduhai.

Berkeliling Bali menjadi salah satu pilihan saya dan teman saya untuk mengisi waktu liburan yang sengaja kita ambil di hari Selasa, rabu, dan kamis. Hari dimana kebanyakan tempat wisata sepi sehingga, kita berdua bisa menikmati keindahan Bali dengan sepenuhnya tanpa harus berbagi dengan orang lain.

Memulai perjalanan dari Jembrana setelah turun dari kapal. Kami berdua menuju ke Denpasar yang menjadi pusat wisata di Bali dengan Pantai Kuta, Pantai Sanur dan berbagai pantai yang menyilaukan mata.

Perjalanan ini membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam. Perjalanan jauh tak menyurutkan niat kami untuk berkeliling Bali. Pemandangan desa yang mempesona membuat rasa lelah kami pun tidak terasa. Apalagi ada satu teman setia kami yang tidak pernah lupa kami bawa yaitu Geliga Krim yang mampu meredakan nyeri otot dan akan terhindar dari rasa pegal yang akan menggangu perjalanan ini.

Kami berhenti di pantai Yehleh, sebuah pantai di pinggir jalan dengan bebatuan yang indah. Pantai ini seperti sebuah tempat istirahat untuk kami yang sedang lelah karena perjalanan panjang dari pulau Jawa.

Setelah puas menikmati pantai ini. Kami pun melanjutkan perjalanan menuju ke penginapan yang berada di dekat Denpasar. Penginapan yang cukup murah yang pas di kantong para backpaker. Hanya saja, di penginapan ini tidak ada pintu di kamar mandinya. Ya, biarlah yang penting sesuai dengan budget yang sudah kami anggarkan.

Kami yang sudah tampan dengan percaya diri pergi ke Pantai Kuta. Dimana sinar matahari yang tenggelam begitu cantik dan indah nian dipandang. Serasa tak ingin berkedip agar tak melewatkan sedetik pun keindahan alam yang diberikan oleh Tuhan ini.

Malam panjang di Bali pun kami putuskan untuk mencari makan. Inilah yang paling sulit, kami adalah orang muslim yang tidak bisa makan sembarangan. Kami harus mencari makanan halal di sebuah pasar tradisional yang memang terkenal dengan tempatnya aneka kuliner Bali.

Mentari pagi pun menjelang dengan membawa harapan baru bersama dengan Geliga Krim yang masih setia menemani. Kami pun pergi menuju ke Bali Selatan menuju ke Uluwatu. Disana, ada salah satu pantai yang indah dan gratis, namanya pantai Suluban.

Pantai ini menjadi Surganya Surfing untuk para surgery dari luar negeri. Tidak hanya surfing, di tempat ini juga ada yang menjual kain khas Bali. Ada pula restoran yang langsung menghadap birunya air laut.

Disini pula kami harus bertarung dengan kera-kera. Bukan kami, sejujurnya hanya saya saja yang harus bertarung melawan takut. Karena rasa trauma yang selalu menghantui saat saya berkunjung ke Banyuwangi. Tetapi, kera-kera disini cukup ramah walau tetap ada rasa takut yang terus saja melanda nurani.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline