Lihat ke Halaman Asli

Rizky Hadi

Anak manusia yang biasa saja.

Catatan Akhir Magang

Diperbarui: 11 November 2021   01:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

edited by canva

Terik masih mengungkung desa saat kami (18 mahasiswa program Magang) melakukan foto bersama dengan bapak/ibu guru pembimbing. Masa-masa praktek mengajar selama enam pekan telah usai. Hal yang kami dapat, pengalaman yang kami terima, dan orang-orang yang kami kenal tak mungkin hanya sekadar numpang lewat.

Kami telah memasuki semester ke tujuh dalam perjalanan mendapatkan gelar yang diimpikan. Program Magang (di sekolah) yang disediakan oleh kampus, menjadi estafet kelompok terakhir setelah menemui klimaks dalam program KKN beberapa bulan lalu.

Setelah ini, kami akan menanggalkan tongkat kelompok dan mencengkeram erat tongkat individu. Selepas ini pula, semuanya tentang diri kami sendiri. Bagaimana jalan yang temui nanti, tergantung diri sendiri.

Benar. Dalam program Magang ini, kami secara harfiah dibentuk dalam sebuah kelompok yang mana adalah pekerjaan kelompok terakhir kami di strata pertama perguruan tinggi.

Selepas itu, kami akan secara mandiri akan menghadapi jalur akhir yang paling menantang yakni skripsi. Yang berarti kami harus bekerja secara perseorangan. Tak ada lagi kelompok, apalagi basa-basi persoalan.

Bagi saya program Magang ini berarti limitation. Ada banyak pertanyaan ketika saya memulai Magang. Mulai dari apakah saya bisa mentransfer pengetahuan dengan baik kepada murid-murid hingga apakah saya bisa menjadi pendidik yang menyenangkan? Beberapa pertanyaan terus berkelebat di kepala.

Namun segalanya hanya akan menjadi pra nalar tanpa adanya pembuktian. Belum lagi harus membatasi sikap saya sendiri kepada para murid.

Contoh kecilnya, saya harus memberitahu bahwa untuk memperbanyak belajar dan jangan terlalu sering pulang larut malam sementara kenyataannya hal tersebut berbanding terbalik dengan saya.

Sebagai pendidik -- menurut saya, harus pandai-pandai mengatur sikap. Tidak mungkin saya memperlihatkan sikap yang sama ketika di tongkrongan dan di dalam kelas. Different way.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline