Lihat ke Halaman Asli

Bantu Pencegahan Stunting: Mahasiswa UNNES GIAT 3 Adakan Sosialisasi Pencegahan Stunting & Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di Desa Kertosari Kecamatan Jumo

Diperbarui: 6 Desember 2022   10:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Minggu (27/11) Mahasiswa UNNES GIAT Angkatan 3 Tahun 2022 melakukan sosialisasi pencegahan stunting dan pemberian makanan tambahan (PMT) terhadap anak-anak yang dinyatakan stunting di Desa Kertosari, Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung yang dilakukan secara door to door. Kegiatan sosialisasi ini merupakan salah satu program kerja dari mahasiswa UNNES yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Kertosari. 

Program KKN UNNES yang disebut dengan UNNES GIAT 3 diadakan oleh Pusat Pengembang Kuliah Kerja Nyata (LPPM UNNES) yang dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 15 Oktober -- 13 Desember 2022. Sosisalisasi pencegahan stunting dilakukan sebagai bentuk kepedulian mahasiswa terhadap anak-anak yang dinyatakan stunting di Desa Kertosari dan memberikan pemahaman kepada orang tua dalam memperbaiki stunting anak-anaknya dalam rangka penurunan kondisi stunting terhadap balita.

Stunting menurut World Health Organizatiton (WHO) merupakan gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan gizi buruk, terserang infeksi yang berulang, maupun stimulasi psikososial yang tidak memadai. Seorang anak didefinisikan stunting jika tinggi badan menurut usianya lebih dari dua standar deviasi, di bawah ketetapan Standar Pertumbuhan Anak oleh WHO. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) stunting disebabkan oleh faktor lingkungan dan faktor genetik. Faktor lingkungan disini disebabkan oleh status gizi ibu, pola pemberian makan pada anak, kebersihan lingkungan, serta angka kejadian infeksi pada anak. Sebagian besar faktor penyebab stunting adalah dari kekurangan gizi pada anak. Penyebab stunting dari lingkungan dapat diintervensi sehingga perawakan pendek atau stunting bisa teratasi.

Desa Kertosari sendiri masih terdapat 5 anak yang dinyatakan stunting. Kegiatan sosialisasi stunting diadakan secara door to door yang lokasinya 1 anak di Dusun Klebaan, 1 anak di Dusun Jurang, 2 anak di Dusun Carikan 2, serta 1 anak di Dusun Carikan 1. Data anak-anak yang dinyatakan stunting didapatkan dari bidan desa yang setiap bulan melakukan kegiatan posyandu di Desa Kertosari. Selain memberikan sosialisasi, mahasiswa UNNES GIAT 3 juga memberikan menu Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berupa telur, susu, buah pisang, serta biskuit. 

Dok. pribadi

Mahasiswa UNNES GIAT 3 memberikan pemahaman kepada para orang tua mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pencegahan stunting yakni perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih. Pencegahan stunting juga dapat dilakukan dengan memenuhi kebutuhan gizi pada ibu sejak masa kehamilan; pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan; pendampingan ASI eksklusif dengan makanan pendamping air susu ibu (MPASI); memantau secara rutin pertumbuhan dan perkembangan anak; serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) merupakan program intervensi untuk balita kurang gizi yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi anak agar tercapai status gizi cukup untuk peningkatan tumbuh kembang anak. Pemberian makanan tambahan pada balita dilakukan untuk membantu memberikan suplemen gizi dalam makanan seperti biskuit, telur, susu, dan buah pisang yang di dalam makanan tersebut memiliki formulasi khusus dan gizi yang bagus untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. 

Dok. pribadi

Diharapkan melalui kegiatan sosialisasi pencegahan stunting dan pemberikan makanan tambahan terhadap balita-balita stunting di Desa Kertosari yang dilakukan oleh mahasiswa UUNES GIAT 3 dapat memberikan kontribusi nyata dalam pencegahan stunting pada anak-anak di Desa Kertosari serta meningkatkan kesadaran di masyarakat dalam meningkatkan status gizi anak dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia kedepannya. Peningkatan kualitas hidup masyarakat tidak bisa dilakukan hanya dengan sosialisasi, tetapi juga dari kesadaran seluruh masyarakat serta dari pemerintah selaku pengelola negara untuk bekerja sama dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Hal tersebut sejalan dengan tagline KKN UNNES yaitu Bersama UNNES GIAT, Membangun Indonesi dari Desa.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline